Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
WARGA Kampung Balekambang RT 15/06 dan Kampung Suradita RT 18/08, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sudah mengosongkan rumah mereka. Pasalnya, retakan tanah yang menerjang kedua wilayah kampung itu terus melebar.
Koordinator Pusat Pengendali dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan perkembangan saat ini, rumah terdampak dan terancam di Kampung Balekambang yang berada di garis retakan sudah dikosongkan. Sebagian masyarakat sudah dievakuasi ke sekolah dan aula balai desa setempat.
"Ada 35 rumah yang terdampak pergerakan tanah," kata Daeng kepada Media Indonesia, Kamis (14/1).
Dari 35 unit rumah yang terdampak, sebanyak 23 unit kondisinya rusak ringan dan 12 unit rusak sedang. Selain itu, lanjutnya, terdapat 2 unit fasilitas pendidikan dan 2 unit masjid.
"Sebanyak 12 unit rumah permanen dan 23 unit rumah panggung," jelas Daeng.
Menurut Daeng, mayoritas bangunan tersebut kondisinya rusak. Terutama pada bagian lantai keramik dan dinding tembok.
"Kebanyakan mengalami keretakan," imbuhnya.
Baca juga: Ratusan Jiwa di Sukabumi Siap Direlokasi akibat Pergerakan Tanah
Jumlah warga yang mengungsi di dua kampung itu sebanyak 21 kepala keluarga atau 55 jiwa. Dari jumlah 55 jiwa itu, sebanyak 12 jiwa masuk kategori usia lanjut dan 8 jiwa masih balita.
"Kami sudah melakukan asesmen di lapangan, berkoordinasi dengan aparat pemerintahan desa dan kecamatan. Kita evakuasi warga yang terdampak untuk menghindari hal-hal tak diinginkan," tutur Daeng.
Pergerakan tanah di dua kampung itu terjadi pada Rabu (23/12). Retakannya terjadi setelah beberapa hari sebelumnya wilayah itu diguyur hujan deras.
"Akhir-akhir ini curah hujan cukup tinggi yang mengakibatkan retakan tanah makin melebar karena terjadi resapan air," pungkasnya.(OL-5)
Pergerakan tanah sudah makin meluas dan membuat kerusakan rumah bertambah. Tercatat ada 110 Kepala Keluarga (KK) atau 279 jiwa terdampak.
Selain puluhan rumah terdampak, pergerakan tanah ini juga merusak fasilitas umum, seperti masjid dan bahkan jalan akses kampung terputus.
Berdasarkan catatan sementara, sekitar 50 kepala keluarga atau lebih dari 150 jiwa terdampak langsung oleh bencana ini.
Puluhan rumah warga di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, rusak berat akibat fenomena pergerakan tanah.
Lima rumah di Kampung Babakan Mekar, Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukaraja, Tasikmalaya, rusak berat akibat bencana pergerakan tanah.
"Ini merupakan akumulasi karena beberapa bulan terakhir curah hujan cukup tinggi. Sampai sekarang kami masih mewaspadai potensi pergerakan tanah susulan,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved