Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kedelai Dijual Rp8.500 per Kg pada Operasi Pasar di Cianjur

Benny Bastiandy
13/1/2021 22:41
Kedelai Dijual Rp8.500 per Kg pada Operasi Pasar di Cianjur
Kacang Kedelai(MI/Benny Bastiandy)

KOPERASI Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendapat alokasi stok kacang kedelai impor sekitar 5,7 ton yang dijual di pasaran saat ini. Langkah itu sebagai salah satu upaya pemerintah mengendalikan harga kacang kedelai impor yang akhir-akhir melonjak signifikan.

Ketua Kopti Kabupaten Cianjur, Hugo Siswaya, mengatakan harga kacang kedelai impor yang dijual pada operasi pasar kali ini di kisaran Rp8.500 per kilogram. Di pasaran sendiri, kata Hugo, harga komoditas kacang kedelai impor yang merupakan bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe di kisaran Rp9.200 per kilogram.

"Kami tentu mengapresiasi langkah pemerintah melalui Kementerian Pertanian yang melakukan langkah-langkah cepat penanganannya, seperti penanaman kedelai serta mengumpulkan para importir," kata Hugo ditemui di kantornya, Rabu (13/1).

Upaya Kementerian Pertanian mengumpulkan para importir itu berbuah hasil positif. Kata Hugo, para importir mendistribusikan stok kacang kedelai yang mereka punya untuk dijual ke para perajin tahu dan tempe.

"Alhamdulillah, Kabupaten Cianjur kebagian stoknya. Ada subsidi dari pemerintah sehingga harganya bisa lebih murah dari pasaran," terang Hugo.

Hugo menuturkan naiknya harga komoditas kacang kedelai saat ini karena dipicu perdagangan global. Artinya, harga komoditas kacang kedelai di tingkat dunia pun naik. "Situasi dan kondisinya secara umum memang seperti itu," jelasnya.

Penaikan harga kacang kedelai impor yang tak terkendali, sebut Hugo, sempat membuat perajin tahu dan tempe di Kabupaten Cianjur mogok produksi selama tiga hari. Namun sekarang mereka sudah kembali berproduksi karena menyiasatinya dengan mengurangi ukuran.

"Kami juga sudah menyampaikan kepada masyarakat agar memaklumi kalau saat ini di pasaran ukuran tahu dan tempe berkurang serta harganya naik. Ini karena memang harga bahan baku juga naik," ungkapnya.

Di Kabupaten Cianjur sendiri terdapat lebih kurang 200-an perajin tahu dan tempe. Sekitar 80-90 perajin di antaranya tercatat masih rutin bertransaksi dengan Kopti Kabupaten Cianjur. "Sekarang hampir semuanya melanjutkan produksi tapi dengan terpaksa mengurangi ukuran dan menaikkan harga," tegasnya.

Kebutuhan kacang kedelai di Kabupaten Cianjur rata-rata sebanyak 300 ton per bulan atau 10 ton per hari. (BB/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya