Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Harga tempe dan tahu di Kabupaten Sidoarjo mengalami kenaikan sejak melonjaknya harga bahan baku kedelai. Namun meskipun begitu permintaan konsumen akan tahu dan tempe tetap tinggi.
Akibat melonjaknya harga kedelai, para produsen tempe dan tahu di Kabupaten Sidoarjo terpaksa juga menaikkan harga produk mereka. Para perajin tempe dan tahu di Sidoarjo juga tidak melakukan aksi mogok seperti dilakukan rekan mereka di Provinsi Jawa Barat memprotes tingginya kenaikan harga kedelai.
Di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sidoarjo, permintaan tempe dan tahu ternyata tetap tinggi, meskipun harganya mengalami kenaikan. Bahkan dua komoditas makanan ini cepat laku habis saat dipasarkan disejumlah pasar tradisional, seperti di antaranya di Pasar Larangan.
Bahkan sejumlah pedagang menolak permintaan konsumen karena dagangan tempe dan tahu sudah keburu habis. Padahal harga tempe dan tahu dinaikkan mengikuti lonjakan harga kedelai yang kenaikannya mencapai lebih dariRp9 ribu per kilogram.
''Harga tempe per potong ukuran kecil sebelumnya dijual Rp4 ribu naik menjadi Rp5 ribu, sementara tempe ukuran besar harganya saat ini Rp25 ribu per potong dari sebelumnya hanya Rp18 ribu,'' kata Lukman, 45, salah satu pedagang, Senin (4/1).
Demikian pula harga tahu dinaikkan menjadi Rp1.000 dari sebelumnya Rp800 per potongnya. Seperti dikatakan Nurul, perajin tahu yang mengaku membawa empat tong tahu. Barang daganganya itu sudah habis hanya dalam waktu dua jam. ''Saya datang jam 2 dan jam 4 subuh sudah habis, alhamdulilah,'' kata Nurul. (HS/OL-10
Kecap berwarna hitam dan rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatannya umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam.
Saat ini, para perajin masih terus memproduksi tahu, meski keuntungan mereka terus menyusut.
Jika nilai tukar dolar AS terus meningkat, perajin tahu harus mencari strategi agar produksi tidak terhenti.
Harga kedelai telah mencapai Rp12.700 dari sebelumnya Rp10 ribu per kilogram.
Para perajin hanya pasrah, karena usaha tempe sudah menjadi mata pencaharian mereka.
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) langsung mengambil sejumlah langkah guna meredam keresahan masyarakat lantaran kelangkaan tahu-tempe dalam tiga hari di awal tahun ini.
Kenaikan harga kedelai dikhawatirkan bisa mencapai Rp15 ribu per kilogram
KELANGKAAN kedelai menjadi ironi yang masih saja terjadi di Indonesia.
Setelah tiga hari tahu tempe tidak ditemui di Jakarta, mulai hari ini, Selasa (5/1) tahu tempe sudah ada di pasar tradisional meski harganya naik 20 persen.
Paguyuban dan koperasi menjadi wadah bagi pengrajin tempe tahu dan tauge agar setiap permasalahan bisa dibantu penyelesaiannya oleh pemerintah daerah setempat
Produsen tahu tempe menilai tata kelola harga kedelai seharusnya berada di bawah pemerintah. Sehingga, tidak menimbulkan lonjakan harga dan kelangkaan stok.
Sempat mengalami kelangkaan dikarenakan harga kedelai naik secara signifikan, produsen tempe dan tahu kembali mulai beraktivitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved