Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Satgas Covid-19 Pangkalpinang Diminta Lebih Responsif dan Proaktif

Rendy Ferdiansyah
03/1/2021 09:20
Satgas Covid-19 Pangkalpinang Diminta Lebih Responsif dan Proaktif
Penumpang mengantre di tempat yang telah diberi stiker panduan jarak di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Kepulauan Babel.(ANTARA/Anindira Kintara)

SATUAN tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pangkalpinang diminta lebih Responsif dan proaktif menyingkapi lonjakan kasus covid-19 di kota tersebut.

Permintaan itu disampaikan Juru bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bangka Belitung (Babel) Andi Budi Prayitno, Minggu (3/1).

Menurutnya, di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Pangkalpinang merupakan yang paling tinggi kasus terkonfirmasi positif covid-19 begitu pula dengan angka kematianya. Pangkalpinang bahkan masuk dalam zona merah.

Baca juga: Pemkab Sleman Kaji Pelaksanaan Minggu Tenang Covid-19

"Dari 1 Desember hingga 30 desember tahun lalu, setidaknya ada 508 orang terpapar covid-19 di Pangkalpinang. Total, hingga saat ini, sudah 873 orang positif, sembuh 484 orang, dan meninggal 14 orang. Makanya Pangkalpinang masuk zona merah," kata Andi.

Ia mengaku langkah dan kebijakan taktis tersebut semata-mata demi menyelamatkan warga dan menjamin kesehatan warga.

"Harapan dan permintaan yang sama juga disampaikan kepada Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, agar jangan lengah dan tetap konsisten untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran dan penularan covid-19 di daerah masing-masing," ujarnya.

Selain itu, pihaknya menilai pelibatan semua unsur terkait khususnya bidang pelayanan kesehatan dan sosial sampai ke tingkat bawah (RW dan RT) masih kurang. Sehingga, warga masyarakat menjadi kurang peduli dan kurang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan covid-19 di lingkungan mereka.

"Jangan sampai, seperti yang sering terjadi, setelah ada warga atau tetangganya yang terpapar covid-19 baru ribut-ribut dan sibuk, sementara pencegahan dan sosialisasi serta edukasi tidak dilakukan dengan maksimal sebelum terjadi," tutur dia.

Ia menambahkan, tidak adanya wisma karantina Pangkalpinang mengakibatkan pasien covid-19 di dua wisma karantina milik provinsi didominasi warga Pangkalpinang.

"Kita kewalahan bila semua warga yang terpapar covid-19 ini harus diisolasi atau dikarantina sementara daya dukung SDM dan kapasitas daya tampung wisma isolasi maupun RS untuk karantina kita terbatas bahkan penuh, lantaran lonjakan kasus/orang yang terpapar. Makanya, kita minta Pangkalpinang dan kabupaten lainya menyiapkan wisma karantina," ucap dia. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya