Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pemkab Sorong Rencanakan Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas

Martinus Solo
02/1/2021 20:30
Pemkab Sorong Rencanakan Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong Reinhard Simamora(MI/Martnius Solo)

GUNA mempersiapkan proses pembelajaran berlangsung di Tahun 2021 ,maka Pemkab Sorong melalui Dinas pendidikan telah bertemu dengan guru SMP, SD, dan PAUD/TK dan akan melangsungkan pembelajaran secara terbatas. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sorong Reinhard Simamora mengatakan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan  para Kepsek (kepala sekolah) di Sorong terkait dengan SK Bersama Empat Menteri. Yaitu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri 

"Rapat yang kita lakukan engan cara bergantian. Pertama tadi dengan para kepala sekolah SMP, dilanjutkan dengan kepala PAUD (pendidikan anak usia dini). Serta pada sore harinya kita lakukan kegiatan yang sama dengan para kepala sekolah SD, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sorong Reinhard Simamora, saat di temui di Aimas, Sabtu,( (2/1). 

Rapat ini kaitannya dengan SK empat menteri, dimana dalam keputusan bersama itu, termuat perihal rencana pembelajaran tatap muka terbatas. Terutama di daerah-daerah dinyatakan Satgas Covid-19 masuk pada zona hijau. 

"Kita juga merencanakan tatap muka secara terbatas, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pada awal Januari 2021," katanya

Selama kurun waktu dalam sembilan bulan terakhir ini sama sekali tidak ada pembelajaran tatap muka. Sementara di sisi lain, kurang lebih 4 bulan lagi akan diadakan ujian kelulusan bagi siswa kelas VI SD, dan SMP kelas IX, dilanjutkan dengan ujian kenaikan kelas. 

Baca juga : Kawatir Korona Pemkab Temanggung Masih PJJ di 2021

Sehubungan dengan itu, Dinas Pendidikan merencanakan pembelajaran secara terbatas, dengan mematuhi protokol Covid-19. Dengan jumlah siswa per kelas untuk SD dan SMP 15-18 siswa itu pun sudah sangat maksimal, sedangkan untuk PAUD (rombongan belajar) hanya lima orang saja, ujar Reinhard. 

Kaitan dengan itu semua sarana/alat pembelajaran telah kita disiapkan.Karena kita sudah tidak bisa melakukan pembelajaran secara linier sebagaimana biasa,

"Satu tujuan kita pastikan setiap anak harus memiliki kompetensi dasar," ujar Reinhard kembali mengingatkan. 

Contohnya, seperti anak baru lulus SD harus bisa menulis dan membaca, dan begitu pula yang tamatan SMP paling tidak mereka memiliki kemampuan pengetahuan umum dasar harus kita penuhi selama tiga bulan ke depan. 

Proses pembelajaran dilakukan secara marathon empat jam pelajaran, yaitu dimulai jam 08.00-11.00 waktu setempat, tanpa istirahat. Setelah itu siswa diharuskan langsung pulang. 

"Khusus untuk di wilayah kampung/desa sebenarnya bagi siswa tidak ada masalah. Sebetulnya yang menjadi masalah adalah guru, sehingga saya merencanakan mulai awal Januari 2021 semua pengawas akan kami libatkan turun bersama saya ke berbagai sekolah di setiap kampung untuk memastikan bahwa di situ ada proses pembelajaran," pungkas Reinhard. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik