Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara mengandalkan alat deteksi dini bencana longsor dan tanah bergerak untuk memitigasi bencana.
Pasalnya, BMKG masih memperkirakan jika curah hujan tinggi tetap potensial terjadi pada Januari. Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengatakan pihaknya telah memasang
sejumlah alat deteksi dini longsor dan tanah bergerak yang dinamakan Elwasi.
"Alat tersebut untuk memitigasi bencana khususnya longsor dan tanah begerak. Elwasi telah dipasang di sejumlah daerah yang rawan bencana. Sehingga, masyarakat setempat akan lebih dini mengetahui jika ada tanda bencana," jelas Budhi, Kamis (31/12).
Baca juga: Pemkab Banyumas Jadwalkan Vaksinasi Untuk Nakes 22 Januari 2021
Sampai sekarang, ada belasan titik yang dipasangi alat deteksi. Untuk Elwasi dipasang di Pandanarum, Pagedongan dan Mlaya. Selain itu, juga ada alat deteksi dini dari UGM yang dipasang di 13 titik lokasi rawan longsor.
Pemkab telah meminta masyarakat setempat untuk mengelola. Sebab, alat tersebut sangat vital sebagai pendeteksi bencana.
Stasiun Klimatologi BMKG Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem pada Januari. Cuaca esktrem masih mengancam sebagian kabupaten, termasuk Banjarnegara. Adapun cuaca ekstrem ditandai dengan curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang.(OL-11)
Pameran Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 kembali digelar di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran.
Hal ini diperkirakan karena saat ini sedang memasuki masa pancaroba dari cuaca kemarau ke penghujan
Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang bisa memicu terjadinya banjir.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
VIKTOR Lake tampak serius menulis kata demi kata hingga kalimat diatas secarik kertas. Sepertinya ia memeras otak untuk menciptakan sebuah dongeng.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved