Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Klaster Keluarga Berawal dari Peribadatan

(Ins/AS/PO/MS/RF/J-1)
26/12/2020 05:45
Klaster Keluarga Berawal dari Peribadatan
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo( MI/ANDRI WIDIYANTO)

KETUA Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo membeberkan bahwa kasus penularan dari klaster keluarga berawal dari kegiatan ibadah yang dilakukan masyarakat. Klaster keluarga dianggap menjadi penyumbang tertinggi kasus covid-19 saat ini.

"Dulu awalnya, klaster itu dimulai dari peribadatan, baik di acara-acara umat Islam atau Kristen dan Katolik," ungkap Doni dalam dalam acara Outlook 2021 di akun Youtube BNPB, Kamis (24/12).

Dia menuturkan, dari kegiatan ibadah tersebut juga membuat para pemuka agama terpapar covid-19 dan makin meluasnya penularan. "Itu sangat tinggi penularan klaster keluarga. Tidak sedikit pemuka agama yang terpapar covid-19 serta lantas tidak sedikit juga yang meninggal dunia," kata Doni.

Doni menuturkan, penularan yang masif itu juga disebabkan masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan saat beraktivitas di luar dan membawa virus tersebut kepada keluarganya di dalam rumah.

Perayaan Natal di sejumlah daerah berjalan aman dan lancar. Gereja melaksanakan peribadatan sesuai protokol kesehatan ketat dengan pembatasan jemaat yang hadir dengan mendaftar melalui daring dan berjadwal.

Secara terbuka maupun tertutup (berseragam maupun preman), ratusan ormas Islam juga diturunkan untuk ikut melakukan pengamanan seperti di Kota Semarang sebanyak 255 pasukan Banser GP Ansor ikut melakukan penjagaan di 17 gereja besar daerah ini.

Sementara itu, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, seluruh gereja mengikuti edaran yang dikeluarkan Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), antara lain ibadah hanya berlangsung satu kali dengan protokol kesehatan dan kapasitas ruang ibadah dikurangi sampai 50%.

Adapun dari Kota Sorong, Papua Barat, terlihat umat duduk berjarak dengan menggunakan masker dan cuci tangan sebelum masuk gereja.

Pengamatan di Gereja Katedral St Yosef Pangkalpinang, Bangka Belitung, terlihat setiap jemaat harus mendaftar agar dapat memiliki kartu sebagai tanda diperbolehkan mengikuti misa.

Juru Bicara Tim Covid-19 Paroki Katedral St Yosef Pangkalpinang Fransiskus Andi Krishatmadi mengatakan pihaknya membatasi enam kali misa dengan jumlah jemaat tidak lebih dari 30% kapasitas tempat duduk. (Ins/AS/PO/MS/RF/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya