Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Jabar Buka Keran Ekspor

Bayu Anggoro
07/12/2020 18:15
Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Jabar Buka Keran Ekspor
Operator mengoperasikan mesin pemanen padi di area persawahan Romang Lompoa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.(ANTARA/ARNAS PADDA )

PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satunya dengan membuka pasar untuk memudahkan petani lokal  menyalurkan hasil pertanian mereka .

Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar menyebut tahun depan Jabar berpotensi krisis pangan khususnya beras. Hal itu  lantaran masih bergantungnya pemenuhan kebutuhan beras dari negara lain seperti Vietnam.

Baca juga: Sektor Pertanian Andalan Ekonomi Bangsa

Pada sisi lain, menurutnya negara tersebut akan mengurangi jumlah ekspor beras termasuk ke Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya menerapkan berbagai kebijakan agar produktivitas pertanian lokal meningkat.

Salah satunya dengan membuka pasar luar negeri untuk menyalurkan hasil pertanian Jawa Barat. Selama ini, dia menyebut banyak petani lokal yang kebingungan dalam menyalurkan hasil usaha.

Oleh karena itu, Benny menyebut di pengujung tahun ini pihaknya bekerjasama dengan Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat menggelar West Java Food & Agriculture Summit (WJFAS) 2020 yang bertujuan mempertemuka pasar dengan petani Jawa Barat. Acara yang digelar di Bandung pada 10 Desember itu akan mengundang sedikitnya 84 pihak terkait yang akan menyerap hasil pertanian Jawa Barat.

Sebagai contoh, Benny menyebut kelapa hasil petani Jawa Barat akan diekspor ke Jepang dan Korea yang nota kesepahamannya akan ditandatangani dalam WJFAS 2020. "Ada juga ekspor kopi dan ubi, yang sign-nya juga di WJFAS nanti."

Tidak hanya itu, Benny menyebut pihaknya pun akan berupaya dalam menambah jumlah petani. Saat ini, minat masyarakat Jawa Barat untuk bertani terus menurun. Oleh karena itu, pihaknya merekrut petani milenial yang diharapkan bisa menarik minat bertani di kalangan penduduk muda tersebut. "Saat ini ada
1.000 petani milenial yang dibina dinas peternakan dan dinas perkebunan."

Selain itu, menurutnya Pemprov Jabar pun menjalin kerjasama dengan peneliti bidang pertanian. Cara ini dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian, seperti yang terjadi di Cipageran, Kota Cimahi. "Di Cipageran yang asalnya menghasilkan 5,8 ton, sekarang jadi 10-11 ton," katanya.

Sementara itu, perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Taufik Shaleh, mengatakan, pertanian merupakan sektor usaha yang berpotensi menyumbang pendapatan asli daerah seperti bagi Jawa Barat. Hal itu terbukti pada saat pandemi virus korona ini, sektor tersebut mampu bertahan bahkan terus berkembang. "Usaha dari sektor pertanian ini berkontribusi 13%. Dengan WJFAS ini diharapkan bisa mengangkat sektor pertanian," katanya. (BY/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya