Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ancaman Ganda untuk Pengungsi

Arnoldus Dhae
03/12/2020 03:20
Ancaman Ganda untuk Pengungsi
Pengungsi erupsi Gunung Ili Lewotolok beristirahat di tenda, Lembata, NTT, Rabu (2/12/2020).(ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengimbau pemerintah daerah untuk menangani pe ngungsi gunung berapi dengan lebih baik. Alasannya, selain menghadapi ancaman bencana alam, pengungsi saat ini juga menghadapi bencana nonalam, yakni pandemi covid-19.

Ini disampaikannya saat meninjau pe ngungsian dan penanganan erupsi Gunung Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur. Meski melihat Pemerintah Kabupaten Lembata sudah memberikan layanan cukup baik, dia masih menemukan beberapa hal yang harus diperbaiki.

Salah satunya ialah masalah penanganan kesehatan dan keselamatan pengungsi. Doni meminta agar para pengungsi dari kelompok rentan dapat dipisahkan dari yang berusia muda. “Ini karena kita menghadapi bencana alam dan juga dalam situasi bencana nonalam,” kata Doni, kemarin.

Kelompok rentan memiliki risiko lebih berat jika terpapar virus. Mereka meliputi kelompok usia lanjut, penderita penyakit penyerta atau komorbid, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas, balita, dan anak-anak.

“Mereka sangat berisiko kalau terpapar. Itu bisa membahayakan keselamatan jiwa. Jadi, tidak hanya mengurusi ancaman terhadap erupsi gunung api, tetapi kita juga harus bisa melindungi warga negara dan masyarakat dari pandemi covid-19,” tegas Doni.

Hingga kemarin, Gunung Ile Lewotolok telah erupsi sebanyak tujuh kali dengan ketinggian abu vulkanis antara 500 sampai 700 meter di atas bibir kawah. Sementara itu, jumlah pengungsi mencapai 7.968 orang yang ditam pung di 20 titik.

Sebagian dari mereka sempat pulang untuk mengecek rumah dan memberi makan ternak.

“Kami mengharapkan mereka tidak tidur di rumah dan kembali ke tempat pengungsian,” ujar Wakil Bupati Lembata, Thomas Langoday.

Sejumlah bantuan telah berdatangan, termasuk dari Kepala BNPB sebesar Rp1 miliar untuk keperluan tanggap darurat dan dari komunitas masyarakat Lembata hingga Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani. Sementara itu, DPW Partai NasDem NTT menyumbang empat ton beras, 5.500 masker, dan 500 botol penyanitasi tangan.


Bermalam di tenda

Ratusan pengungsi erupsi Gunung Semeru dari Dusun Supit Urang, Sumbersari, dan Curah Kobokan masih memilih bermalam di tenda pengungsian di lapangan Kamar Kajang, Candipuro, kendati aktivitas vulkanis Semeru mulai mereda.

“Kami tetap menyiapkan tenda pengungsian, kesehatan, dan logistik. Warga kembali ke rumah masing-masing waktu pagi dan saat malam mereka kembali ke pengungsian,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Agus Triono, kemarin.

BPBD Lumajang terus menerapkan protokol kesehatan di tenda pengungsian meski belum sepenuhnya dipatuhi. “Aturan protokol kesehatan pakai masker, ya itu jelas. Kalau jaga jarak relatif susah,” imbuhnya.

Namun, petugas kesehatan memperhatikan kesehatan pengungsi. Bahkan, tes cepat akan dilakukan sesuai prosedur operasional standar kesehatan bila menemukan kasus warga dengan gejala c ovid-19. “Sekarang tidak ada kasus (covid- 19),” tandasnya.

Di Jawa Tengah, Balai Taman Nasional Gunung Merapi telah menutup jalur pendakian pascapeningkatan status Gunung Merapi, termasuk yang melalui jalur pendakian Selo (Boyolali) dan Sapuangin (Klaten). (Ata/PO/BN/PT/MS/JS/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya