Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PULUHAN kru film Jandi La Surong menuntut pembayaran honor yang belum diselesaikan hingga kini mencapai dua tahun berjalan. Film tersebut sudah tayang di layar lebar.
Tuntutan pembayaran honor tersebut mereka sampaikan dengan menggelar aksi unjuk rasa oleh belasan kru yang menjadi perwakilan. Aksi berlangsung di depan gerbang masuk Hotel Grand Orri, Jalan Lau Gumba, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Senin (30/11).
"Kami ingin pembayaran honor kru diselesaikan," ujar Ori Semloko, salah satu koordinator aksi. Mereka mendatangi Grand Orri karena mengetahui bahwa Robert Billy Perangin Angin sebagai penanggung jawab film itu sedang berada di hotel itu.
Robert yang juga menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Karo menggelar kegiatan pelatihan sinematografi dan launching novel Jandi La Surong edisi ketiga di hotel tersebut.
Ori Semloko yang juga sebagai sutradara film Jandi La Surong menjelaskan, seluruh kru yang terlibat dalam pembuatan film belum menerima pembayaran honor sampai sekarang. Jumlah total kru sekitar 50 orang dengan nilai honor antara Rp2 juta-Rp35 juta.
Selain kru, para pemeran utama yang bermain dalam film ini juga belum menerima pelunasan. Para pemeran pendamping sekitar 10 orang dengan honor Rp500 ribu-Rp1 juta sudah menerima pembayaran.
Begitu juga pemeran figuran sekitar 40 orang dengan honor Rp50 ribu per orang sudah dibayar. Jadi yang belum dibayar sama sekali yaitu honor para kru dan sebagian pemeran utama. "Kalau ditotal, honor yang belum dibayar sekitar Rp350 juta," kata Ori.
Iqbal Tarigan, koordinator aksi yang lain, menegaskan para petinggi pembuatan film, mulai dari penanggung jawab, eksekutif produser, dan produser harus segera menyelesaikan masalah ini. Bukan hanya honor, tetapi juga biaya produksi lain juga masih terutang.
Iqbal Tarigan yang dalam film Jandi La Surong sebagai penata artistik mengungkapkan, dalam proses produksi film para kru terpaksa menombok dana. Hal itu dilakukan karena selama produksi film berlangsung pihak produser tidak mencukupi kebutuhan pembiayaan teknis, tapi syuting harus tetap berjalan.
"Di luar honor kru, biaya produksi yang masih harus dibayar lebih dari Rp250 juta," ungkapnya. Film Jandi La Surong ditayangkan untuk pertama kalinya di Gedung Star Teater, Hotel Mikie Holiday, Brastagi, Kabupaten Karo, pada Sabtu 23 Februari 2019.
Ketika itu animo warga Karo menyaksikan film tersebut cukup tinggi. Penonton membeludak melebihi target penyelenggara.
Film yang menceritakan kisah romantis dua muda-mudi Karo era 70-an itu memakan waktu produksi selama sebulan. Film ini, kata Iqbal, sempat ditayangkan tujuh kali di layar lebar di Kota Medan dan Jakarta.
Namun karena honor belum dibayar, para kru menahan master film sehingga penayangannya tidak berlanjut. Terdapat tiga master film yang seluruhnya disimpan para kru.
Kembali ke unjuk rasa. Aksi sempat berlangsung cukup alot karena Robert Billy Perangin Angin awalnya berkukuh tidak merasa bertanggung jawab atas persoalan yang terjadi. Dia mengaku sudah menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya terhadap pembuatan film, termasuk soal pembiayaan.
Namun setelah dimediasi oleh pihak kepolisian, dia melunak. Dia berjanji akan ikut menyelesaikan masalah ini dengan mengadakan pertemuan bersama produser dan eksekutif produser. "Hari Kamis (3/12) saya akan mengabari saudara-saudara sekalian mengenai penyelesaian masalah ini," ujarnya.
Seusai aksi, Robert mengakui ada dua pihak yang bertanggung jawab atas pembuatan film ini, yakni dirinya sendiri dan sang produser, Beripana Sitepu. Namun kerja sama pembuatam film tidak menggunakan kapasitasnya sebagai kepala dinas tetapi atas nama pribadi.
Karena itu, dia mengklaim biaya awal produksi film yang dia setor sebesar Rp200 juta tidak menggunakan anggaran dinas atau anggaran daerah. Dia juga memastikan kerja sama ini memiliki dokumen perjanjian yang disepakati kedua pihak.
"Setelah selesai (produksi) film, ada kru yang meminta dana kepada saya dan saya terkejut. Saya sudah pernah panggil, tapi namanya anak-anak, ada-ada saja permintaan mereka," ujar Robert. (OL-14)
Tiket yang telah terjual tersebut setara 58% dari total kapasitas yang KAI sediakan sebanyak 39.828 tiket.
Seorang pengunjung berinisial RED alias Elis juga diamankan setelah memiliki satu butir ekstasi dan setengah butir happy five yang didapat dari karyawan kafe.
Pelayanan malam hari akan digelar di Medan, Lubukpakam, Binjai, Kisaran dan Pematangsiantar. Titik lainnya mencakup Simalungun, Rantauparapat, Kabanjahe, Sei Rampah, dan Tebing Tinggi
DUA tempat hiburan malam kembali direkomendasikan agar ditutup usai polisi menemukan penyalahgunaan narkoba di lokasi.
Melalui Gerakan Sejuta Kotak Umat tersebut, masyarakat memproduksi pupuk organik secara komunal.
Angka UMKM yang masuk ke ekosistem digital lebih mengenaskan, hanya 3%. Jumlah anak muda yang memilih berwirausaha malah lebih kecil lagi, hanya 0,08%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved