Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pabrik Miras Ilegal di Palu Digerebek Bea Cukai

M Taufan SP Bustan
20/11/2020 21:35
Pabrik Miras Ilegal di Palu Digerebek Bea Cukai
KPPBC Tipe Madya Pabean C Pantoloan Palu, Sulawesi Tengah menggrebek pabrik miras ilegal, Kamis (19/11/2020)(Antara)

KANTOR Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean C Pantoloan Palu, Sulawesi Tengah, menindak sebuah pabrik minuman keras (miras) mengandung etil alkohol (MMEA) dan menyita 214 botol MMEA ilegal pelbagai merk yang tidak dilekati pita cukai di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga.  

Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean C Pantoloan Palu Alimuddin Lisaw mengatakan, dalam penindakan itu pihaknya juga menyita sejumlah bahan baku pembuatan minuman keras lainnya.  

Menurutnya, penindakan pabrik minuman keras ilegal tersebut bermula dari informasi intelijen bahwa terdapat sebuah truk yang mengangkut BKC ilegal dari Palu menuju Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.

"Atas informasi tersebut, petugas Bea Cukai Pantoloan melakukan penindakan terhadap sebuah truk di wilayah Kabupaten Pasangkayu, dan mendapati 960 botol MMEA illegal pelbagai merk yang tidak dilekati pita cukai," terang Alimuddin dalam siaran persnya, Jumat (20/11).

Saat dilakukan pengembangan kesebuah bangunan di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, petugas mengamankan Jim sebagai pemilik pabrik tersebut, beserta barang bukti berupa 214 botol MMEA illegal pelbagai merk yang tidak dilekati pita cukai, etanol sebanyak 1.800 liter yang dikemas dalam 9 drum plastik, beras ketan yang difermentasi sebanyak 138 kg.

Petugas juga mengamankan bibit aroma aneka rasa sebanyak 26 botol, segel tutup botol sebanyak 489.200 buah, label botol sebanyak 197.400 lembar, satu unit alat pengepress tutup botol, satu unit panci/ketel dan drum destilasi, serta botol kaca kosong sebanyak 23.936 buah.

"Adapun total nilai barang terhadap pelanggaran ini sebesar Rp166 juta dengan potensi kerugian negara sebesar Rp39 juta," ungkap Alimuddin.

Dalam kasus ini, pelaku melanggar pasal 50 dan pasal 54 undang-undang nomor 11 tahun 1995 tentang cukai sebagaimana diubah dengan undang-undang nomor 39 tahun 2007 dengan ancaman pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling sedikit 2 (dua) kali nilai cukai dan paling banyak 10 (sepuluh) kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.

Terhadap pelanggaran tersebut saat ini petugas KPPBC TMP C Pantoloan sedang melakukan pendalaman dan penelusuran atas pihak-pihak terkait serta terus berupaya meningkatkan pengawasan terhadap pelanggaran serupa.

"Kegiatan ini sejalan dengan program strategis Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melaksanakan Operasi gempur MMEA untuk mengantisipasi maraknya peredaran MMEA ilegal pada akhir tahun," tandas Alimuddin. (OL-13)

Baca Juga: Kang Emil: Kegiatan Boleh, Asal Ikut AKB

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik