Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Pendampingan Khusus Anak saat Pandemi

(Wan/X-10)
07/11/2020 03:10
Pendampingan Khusus Anak saat Pandemi
PERAYAAN HARI ANAK NASIONAL DI BNPB: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga (kanan)(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.)

PANDEMI covid-19 menyebabkan dampak yang besar terhadap kualitas pengasuhan yang diberikan kepada anak-anak. Banyak anak yang kehilangan pengasuhan, baik dari salah satu maupun kedua orangtuanya.

Jika dilihat dari sebaran usia, kasus covid-19 didominasi usia 30 tahun hingga lebih dari 60 tahun.

"Dengan demikian, implikasinya akan ada banyak anak yang kehilangan pengasuhan, baik dari salah satu maupun kedua orangtuanya," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Gusti Ayu Bintang Puspayoga, dalam webinar Peran Keluarga dalam Pengasuhan dan Pendampingan Anak pada Masa Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara virtual, kemarin.

Di samping itu, lanjutnya, guru, orangtua, dan anak-anak harus beradaptasi dengan adanya kebijakan belajar dari rumah. Kebijakan ini tentunya memiliki tantangan tersendiri, perlu perhatian ekstra dari orangtua untuk memberikan pendampingan dan memastikan hak-hak anak tetap terpenuhi. "Pengasuhan utamanya merupakan tugas kedua orangtua, baik ayah maupun ibu secara setara," katanya.

Untuk itu, Menteri Bintang mengajak para orangtua untuk menciptakan suasana positif dalam keluarga di masa pandemi ini melalui berbagai aktivitas yang dilakukan bersama. Salah satunya dengan menerapkan relasi pendampingan dengan CINTA, yakni C: Cermati peran ayah dan ibu, I: Ingat selalu hak anak, N: Niatkan untuk mengatur emosi, T: Temukan potensi stres pada anak, dan A: Anak dan orangtua bersahabat.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Anak Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) sekaligus Dosen Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Diana Mutiah, memberikan beberapa tips dan teknik memotivasi anak dalam belajar.

Untuk anak kelas 1-3 SD, orangtua diminta untuk menggunakan teknik bercerita atau mendongeng. "Pujilah hasil usaha yang anak lakukan, jadilah contoh yang baik bagi anak. Tetapkan jam belajar sesuai kesepakatan orangtua dengan anak, serta tetapkanlah target untuk mempermudah dalam membimbing anak," kata Diana.

Sementara itu, untuk anak kelas 4-6 SD, karena mereka telah memiliki kesadaran untuk belajar sendiri, orangtua perlu memberikan alasan-alasan yang masuk akal tentang pentingnya belajar. (Wan/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya