Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BUPATI Intan Jaya, Natalis Tabuni menyebut mudahnya mendapatkan senjata di Intan Jaya, Provinsi Papua menjadi salah satu persoalan memicu gangguan keamanan. Ketersediaan senjata ini menyebabkan kelompok kriminal bersenjata (KKB) mudah mendapatkannya.
Ditambah lagi adanya uang untuk membeli senjata melalui jaringan penjualan senjata. Natalis meminta agar jaringan penjualan senjata dan amunisi, serta penyaluran dana desa dievaluasi untuk meredam situasi keamanan di daerahnya.
"Kita sangat apresiasi pihak keamanan Polri dan TNI yang telah berhasil membongkar jaringan penjualan senjata dan amunisi kepada KKB di Intan Jaya ini. Tentu ini sangat baik. Perlu pula dilakukan kontrol penyaluran dana desa," kata Natalis Tabuni, Rabu (4/11) malam.
Natalis menjelaskan, dana desa yang dipakai pihak KKB membeli senjata dan amunisi itu, mereka ambil dengan mengancam kepala desa dan sekretaris saat mengetahui dana tersebut sudah dikirim ke rekening dan dicairkan.
Terkait penyaluran dana desa ini, dirinya selaku pemerintah daerah menyebut tak bisa mengontrol, mengingat dana tersebut ditransfer langsung ke rekening para kepala Kampung maupun sekretaris kampung.
"KKB ini biasanya setelah mengetahui pencairan dana desa, akan menunggu di perkampungan. Ketika bertemu aparat desa, mereka akan meminta sebagian dana tersebut. KKB ini mengancam dengan senjata kalau tidak diberikan sebagian dana itu," urainya.
Dipaparkan Bupati Natalis lagi, menjadi tugas bersama pemerintah dan pihak keamanan serta semua pihak terkait dalam pengawasan dana desa dan penjualan senjata ini. Sebab menurutnya, meski ada dana namun tak ada senjata yang dijual, tentu saat KKB kehabisan amunisi, senjata mereka tak bisa lagi digunakan dan jadi besi tua. Demikian sebaliknya.
"Keduanya saling terkait. Dana desa dan penjualan senjata ini. Kita awasi dana desa tapi juga jangan lagi ada celah untuk penjualan senjata dan amunisi. Saya apresiasi pihak keamanan yang sudah berhasil ungkap sindikat penjualan senjata di Intan Jaya," ujarnya.
baca juga: TGPF Intan Jaya Harus Profesional
Bupati Natalis juga tak menampik kalau KKB yang masuk di sana telah merekrut sejumlah anak asli Intan Jaya dan bergabung bersama mereka.
"Mereka kita akui agak liar. Kebanyakan yang direkrut dan dipersenjatai oleh KKB ini adalah anak-anak kita yang putus sekolah. Meski demikian, mereka tetap anak kita dalam NKRI, sehingga kami tak lelah untuk terus berupaya komunikasi memberi pemahaman pada mereka," tuturnya lagi.
Disinggung kondisi kamtibmas di Intan Jaya saat ini, Bupati Natalis menyebut sudah sangat kondusif. Aktivitas masyarakat sudah relatif normal.
"Kita tahu sendiri sudah beberapa pekan terakhir tidak ada lagi gangguan keamanan. Pihak keamanan tetap bekerja melakukan penegakan hukum," pungkasnya. (OL-3)
Semua pihak diminta untuk tidak melibatkan masyarakat sipil dalam menangani konflik bersenjata yang kerap terjadi di daerah Intan Jaya, Papua.
Tokoh perempuan Papua, Rehina Belau menyebut ada tiga kelompok kriminal bersenjata yang hingga saat ini masih menjadi musuh nyata bagi aparat TNI/Polri di Kabupaten Intan Jaya.
Polda Papua menyebut bahwa tidak terjadi pengungsian di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pasca-kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah dengan menembak warga sipil di Kampung Bilogai Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Senin (8/2/2021).
Kelompok kriminal bersenjata dilaporkan telah menembak mati warga sipil Boni Bagau di perbatasan Distrik Sugapa-Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya karena dituduh mata-matan TNI/Polri.
Diketahui Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan pemerintah telah menyelesaikan laporannya terhadap penyelidikan kasus-kasus tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved