Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Peran Perempuan Pengatur Lalu Lintas Udara

Ihfa Firdausya
28/10/2020 02:30
Peran Perempuan Pengatur Lalu Lintas Udara
Bintara Pemandu Lalu Lintas Udara (PLLU) Disops Pangkalan Udara El Tari, Serda Kalih Wulaningsih.(Dok. Metro TV)

PERSEPSI tentang perempuan sering kali dianggap tidak dapat mengerjakan hal-hal berat yang biasa dilakukan laki-laki. Namun, perempuan yang dulu identik berdiam di rumah, kini bisa mewujudkan mimpinya bekerja di berbagai bidang.

Pekerjaan yang tidak biasa bagi perempuan, misalnya, dilakukan Kalih Wulaningsih. Gadis 23 tahun asal Bantul, Yogyakarta, itu ialah seorang Bintara Pemandu Lalu Lintas Udara (PLLU) Disops Pangkalan Udara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pekerjaannya ini juga biasa disebut ‘tukang parkir pesawat’.

Sersan Dua (Serda) Kalih Wulaningsih bercerita bahwa dia sudah bercita-cita terjun di dunia kemiliteran sejak kecil. Hal ini tidak terlepas dari lingkungan keluarganya yang kebanyakan menjadi anggota TNI.

“Saya dan kakak saya beda 13 tahun. Jadi sejak saya kelas 4 SD, kakak saya sudah jadi tentara, jadi sudah tahu sejak kecil,” ungkapnya dalam program Baktiku untuk Indonesia episode TNI-AU di Metro TV, Selasa (27/10).

Menginjak jenjang SMP, Kalih membulatkan tekad untuk menjadi tentara, khususnya Wanita Angkatan Udara (Wara). Pada 2016, dia mulai menempuh pendidikan Wara di Yogyakarta.

“Pas pendidikan awal kayak syok, dari sipil masuk ke militer. Dunia militer kan dari bangun pagi sampai mau tidur diatur. Ketika akhirnya masuk ke kejuruan PLLU, speechless banget. Dulu aku nggak tahu pesawat itu ternyata ada radarnya, ada yang ngatur lalu lintasnya,” tutur Kalih. Pekerjaan Kalih sekarang adalah mengatur dan memonitor lalu lintas udara bagi pesawat yang hendak mendarat maupun lepas landas. “Kita dengar percakapan pilot sama air traffic controller (ATC). Misalnya ATC nanya, ketinggian berapa, posisi di mana, baru kita pancarkan lewat HT (handy talkie) ke semua yang ada di Lanud, ‘persiapan ya bentar lagi landing, anginnya berapa, parkirnya menghadap ke mana’,” ujarnya.

Kalih mulai bertugas di pangkalan TNI-AU El Tari, Kupang, pada 2017. Dia perempuan PLLU pertama di sana. Kalih menceritakan berbagai tantangan sebagai perempuan yang bergelut di dunia militer. Menurutnya, tentara laki-laki maupun perempuan sama saja ketika bertugas atau berdinas. “Kita samasama bawa senjata, menembak, bawa ransel, jalan jauh berkilo-kilo,” ungkapnya

Pengalaman paling berkesan bagi Kalih sebagai PLLU adalah ketika dipercaya memarkirkan pesawat kepresidenan RI pada 2018 lalu. “Waktu itu beliau (Presiden Joko Widodo) berkunjung ke Kupang, parkir di Bandara El Tari. Itu tugas yang paling membanggakan untuk saya pribadi. Gak sembarangan orang bisa memarkirkan pesawat Presiden RI,” ujarnya.

Kalih menjelaskan bahwa peran ATC atau PLLU sangat penting. Selain mengatur ke luar-masuk pesawat di lapang an udara, ia juga berfungsi sebagai penjaga kedaulatan dan keamanan udara Indonesia. “Ini kan garda terdepan perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Indonesia-Australia,” katanya. Dia pun mengaku bangga sebagai bagian dari prajurit militer Republik Indonesia. “Semoga ke depannya banyak perempuan yang bisa mengabdi kepada negara, negara makin maju, terus jangan lagi ada perselisihan,” harapnya.

Menurut Komandan Pangkalan TNI-AU Lanud El Tari Kolonel Pnb Bambang Juniar, Kalih merupakan sosok yang ramah, bersahabat, dan pekerja keras. “Karena siang malam beliau melayani pesawat. Memang tugasnya sebagai anggota PLLU menghandle (ketika) ada pesawat yang datang ke Lanud El Tari ini. Baik di tower maupun saat akan parkir di ground, ditangani oleh Serda Kalih,” ujarnya.

Kesan serupa juga diutarakan Bintara PLLU Disops Lanud El Tari Serka Agus Hery Suprianto. “Kalih menurut saya baik, dia mau bertanya. Kira-kira dia kurang paham dia langsung cepet nanya ke senior-seniornya,” ungkapnya.

Tantangan lain yang harus dihadapi Serda Kalih ialah jauh dari keluarga. Untuk mengobati rasa rindu itu, dia rutin menghubungi orangtua dan saudara-saudaranya di kampung halaman, baik melalui sambungan telepon maupun video call. Kalih pun bersyukur karena saat ini sinyal dan jaringan internet di Kupang sudah sangat baik jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.

“Sinyal yang sekarang lebih baik dari dulu. Waktu saya pertama kali ke sini benar-benar ngerasain susah sinyal. Telepon biasa aja susah banget. Tapi sekarang, dua tahunan belakangan sinyalnya sangat bagus terus, mendukung juga untuk pekerjaan saya pribadi,” katanya.

Menurut Kabid Layanan e-Goverment Kominfo Kota Kupang Wildrian Otta, kehadiran Palapa Ring dari pemerintah memberikan manfaat yang baik bagi jangkauan sinyal internet ke daerah.

“Manfaat yang paling sederhana ialah lebih terjangkau harga-harga internet karena infrastrukturnya yang juga sudah disediakan oleh pemerintah. Ketika kita memutuskan memakai provider baik itu FTTH (fiber to the home) atau seluler kita benar-benar memilki pilihan yang banyak, harganya semakin kompetitif dan tentunya kita dimudahkan sebagai masyarakat,” ungkapnya. (Ifa/S2-25)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya