Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Bencana Datang Lebih Awal

Lina Herlina
27/10/2020 04:35
Bencana Datang Lebih Awal
EVAKUASI MATERIAL LONGSOR CIANJUR:(ANTARA FOTO/Iman Firmansyah/agr/pras.)

IRFAN tidak akan pernah lupa dengan bencana yang menimpanya beberapa bulan lalu. Nelayan di Makassar, Sulawesi Selatan, itu, dihantam ombak setinggi 3 meter.

Ia kehilangan perahunya. Di perairan Kodingareng, itu, Irfan terombang-ambing ombak selama lima jam. Ia selamat setelah ditolong nelayan lain.

"Sudah 10 tahun saya jadi nelayan. Saya hapal, seharusnya ombak besar tidak datang saat itu," paparnya.

Irfan tidak sendiri. Di masa yang seharusnya ombak paling tinggi hanya 1 meter itu, sudah terjadi 4 kecelakaan akibat hempasan ombak besar.

Telunjuk Irfan dan nelayan lain pun mengarah ke Queen of The Neherlands, sebuah kapal milik PT Royal Boskalis yang melakukan penambangan pasir di sekitar wilayah tangkapan nelayan. Pasir digunakan untuk proyek Makassar New Port.

Tidak hanya berdampak pada kecepatan dan tinggi ombak, kapal dengan panjang 230,71 meter dan lebar 32 meter tersebut membuat air di wilayah tangkapan nelayan menjadi keruh. Dampaknya, nelayan sulit mendapat ikan karena lokasi tempat ikan berkumpul terganggu.

"Bencana telah terjadi di sini. Ikan jadi hilang, air laut jadi keruh, ditambah saya harus kehilangan kapal," keluh Irfan.

Dulu, setiap kali memancing, Irfan bisa mendapat 10 ikan tengiri yang dihargai Rp90 ribu per kilogram. "Saya bisa kantongi Rp500 ribu-Rp1 juta. Sekarang, maksimal hanya bisa membawa 2 ikan tenggiri, seringnya tangan kosong."

Kondisi itu, membuat sejumlah istri nelayan berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan, kemarin. Mereka menuntut pencabutan izin penambangan pasir laut.

"Konsesi penambangan pasir laut tumpang tindih dengan wilayah tangkapan nelayan. Kehidupan nelayan semakin sulit," kata Direktur Walhi Sulsel Muhammad Al Amien.

Kali ini, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah tidak berpihak pada nelayan. "Kalau membatalkan izin, kami bisa dituntut."

 

Bencana alam

Di sejumlah daerah, bencana alam juga terus terjadi mengiringi datangnya musim penghujan. Di Cianjur selatan, Jawa Barat, kejadian banjir, abrasi, dan tanah longsor kembali terjadi di Kecamatan Sindangbarang, Agrabinta, dan Leles.

Di Sindangbarang, banjir luapan Sungai Ciwaduk merendam sekitar 400 rumah. Di Leles, tanah longsor menutup ruas jalan utama. Adapun warga Agrabinta juga terancam bencana karena abrasi terjadi di bantaran Sungai Cibuni.

Hujan deras juga membuat sungai di Kelurahan Cigugur Tengah, Cimahi Tengah, Kota Cimahi, meluap. Sedikitnya 50 rumah terendam. Dinding tiga rumah lainnya jebol.

"Warga masih bertahan di rumah dan belum mengungsi. Kami sudah menyiapkan upaya evakuasi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Asep Bachtiar.

Kesiapsiagaan menghadapi bencana juga mulai dilakukan di Cirebon, Jawa Barat; Brebes dan Banyumas, Jawa Tengah.

"Kami menyiapkan anggaran Rp4,3 miliar untuk penanggulangan bencana dampak musim hujan saat ini. Cadangan lain yang bisa digunakan berasal dari anggaran belanja tak terduga senilai Rp40 miliar," kata Bupati Banyumas Achmad Husein. (BB/DG/BK/JI/LD/UL/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya