Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Konsep Floating Resto di Sleman Diharap Naikkan Geliat Pariwisata

Mediaindonesia.com
08/10/2020 07:06
Konsep Floating Resto di Sleman Diharap Naikkan Geliat Pariwisata
Bupati Sleman bersama jajaran menebar benih ikan pada peresmian Floating Resto di Tridadi, Sleman(ANTARA/HO-Humas Kabupaten Sleman)

BUPATI Sleman Sri Purnomo berharap adanya konsep floating resto atau rumah makan terapung bisa membangkitkan geliat pariwisata di wilayahnya. Hal tersebut disampaikan Sri Purnomo usai meresmikan rumah makan terapung yang berlokasi di Padukuhan Beran, Kelurahan Tridadi, Kecamatan Sleman, Rabu (7/10).

Peresmian resto terapung tersebut dilakukan Bupati Sleman Sri Purnomo beserta jajarannya dengan memotong pita dan menabur benih ikan di embung yang merupakan tanah kas desa Kelurahan Tridadi.

"Dengan diresmikannya Floating Resto ini diharapkan kegiatan pariwisata di Kabupaten Sleman dapat makin bergeliat lagi ke depannya," kata Bupati Sri.

Menurut dia, Floating Resto juga menawarkan konsep yang terbilang unik. Pengunjung tidak hanya disuguhkan aneka makanan yang menggoda lidah, tetapi juga dapat menikmati pemandangan yang memanjakan mata.

"Kami juga berharap ini nanti dapat menyerap tenaga kerja dari warga sekitar sehingga dapat mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan warga," tuturnya.

Pemilik usaha Floating Resto Edy Zubaidi mengatakan pembangunan resto ini sudah berlangsung sejak September 2019, di atas lahan kas Desa Tridadi.

"Seluruh kontruksi resto dibuat secara terapung dengan menggunakan drum plastik," ucap Edy.

Baca juga: Pemkab Sleman Belum Izinkan Sekolah Tatap Muka

Untuk membuat bangunan terapung ini, pihaknya bekerja sama dengan tim yang sudah berpengalaman selama 50 tahun membuat bangunan terapung.

"Kami melibatkan tim nelayan dari Rawa Pening, Jawa Tengah yang telah berpengalaman 50 tahun membuat rumah apung yang luasnya sampai 2.700 hektare," tukasnya.

Menurut dia, di tempat tersebut juga ada dua buah bangunan, Nakula dan Sadewa, yang dapat bergerak ke tengah danau dengan cara ditarik dengan tali.

"Tempat ini dapat menampung kurang lebih 10 orang. Di sana juga ada replika kapal Pinishi di sisi utara yang rencananya akan dijadikan kafe. Di sisi timur juga disediakan lahan yang akan digunakan untuk lapak UKM yang ada di Kabupaten Sleman," pungkas Edy.(Ant/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya