Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Padamnya Api Abadi Mrapen Diduga Bocornya Pengeboran Sumur

Akhmad Safuan
05/10/2020 06:35
Padamnya Api Abadi Mrapen Diduga Bocornya Pengeboran Sumur
Anggota BPBD mengecek kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah.(ANTARA/Yusuf Nugroho )

PADAMNYA api abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah diduga kuat akibat adanya pengeboran sumur sebuah minimarket yang menyalahi ketentuan dan berdampak kerugian pariwisata. Hingga saat ini petugas dari Dinas Energi Sumber Daya Alam kabupaten dan provinsi terus menyelidiki padamnya api abadi Mrapen.

Berbagai kemungkinan menjadi penyebab padamnya api abdi tersebut terus dipelajari hingga mengarah adanya dugaan kebocoran gas alam yang mengarah ke Mrapen tersebut. Sehingga suplai gas terhenti dan api sepanjang sejarah hidup tersebut mati total.

"Dugaan sementara penyebab padamnya api abadi Mrapen tersebut karena adanya pengeboran sumur dilakukan sebuah minimarket pada 12 September lalu," kata Pjs Bupati Grobogan Haerudin. Minggu (4/10).

Pada pengeboran sumur sebuah minimarket yang berjarak 150 meter dari lokasi, berdasarkan kajian Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, salah satunya adalah melebihi batas kedalaman hingga mencapai 30 meter.

Pada saat pengeboran sumur itu selain keluar air, lumpur juga gas. Sehingga sumur tersebut dilakukan penutupan kembali karena cukup berbahaya. Dari situlah muncul dugaan saat pengeboran terjadi kebocoran gas yang menuju ke sumber api abadi Mrapen. 

"Kemungkinan kedua ada retakan yang menyumbat jalur gas," tambahnya.

Petugas sumber api abadi Mrapen, David mengatakan padamnya api abadi itu cukup merugikan kepariwisataan, karena dengan matinya api abadi itu mengurangi jumlah kunjungan wisatawan. Termasuk kegiatan pengambuilan api dalam event olahraga maupun upacara keagamaan.

baca juga: Pertama dalam Sejarah, Api Abadi Mrapen Padam

Sebelum pandemi covid-19, menurut David, rata-rata 3.000 pengunjung per bulan mendatangi api abadi Mrapen. Mereka dipungut biaya masuk lokasi Rp2.500 per orang. 

"Jika tidak ada lagi wisatawan, maka sumber pendapatan daerah rugi. Warga yang hidup mengandalkan usaha dari wisata akan gulung tikar," tambahnya. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik