Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

BI Wanti-Wanti Perbankan di Sumsel Soal Penyaluran Kredit

Dwi Apriani
27/8/2020 09:17
BI Wanti-Wanti Perbankan di Sumsel Soal Penyaluran Kredit
Ilustrasi--Petugas memberikan penjelasan kepada calon nasabah saat Sosialisasi Buka Rekening Online di Palembang Indah Mall, Sumsel.(ANTARA/Feny Selly)

PANDEMI covid-19 berdampak luas pada perekonomian di Tanah Air. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan Regional VII Sumatra Bagian Selatan, pertumbuhan kinerja aset dan dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan.

Namun, secara nominal, justru meningkat pada triwulan II/2020 jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Aset perbankan di Sumsel, hingga Juni 2020, Rp100,449 triliun atau meningkat 2,24% (YoY) atau 0,45% (Ytd), realisasi kredit Rp84,873 triliun atau meningkat 5,56% (YoY) atau 0,01% (Ytd), DPK Rp89,829 triliun atau meningkat 5,56% (YoY) atau 3,67% (Ytd).

Sedangkan NPL mengalami kenaikan menjadi 4,7% dengan ambang batas 5,0% atau meningkat 1,18% (YoY) atau 1,70% (Ytd), sedangkan LDR sebesar 94,48% atau turun 4,99% (YoY) atau 3,45% (Ytd).

Untuk itu, Bank Indonesia meminta perbankan di wilayah Sumsel lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit usaha agar menimalisasi risiko
adanya pelemahan ekonomi yang dialami para pelaku bisnis.

Baca juga: Pemkab OKU Selatan Masih Kaji Sekolah Tatap Muka

"Perbankan memang harus lebih berhati-hati. Alasannya, tidak lain agar kredit yang diberikan lebih berkualitas demi terjaganya likuiditas perusahaan. Sebenarnya ini sesuatu yang wajar terjadi, tapi perbankan tentunya harus memiliki strategi sendiri agar tetap ada kinerja dalam penyaluran kredit di tengah pandemi," kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan Hari Widodo dalam webinar ekonomi di Palembang, Rabu (26/8).

Diakui Hari, kondisi itu didorong penurunan aset DPK dari korporasi/non perseorangan yang menggunakan dana internalnya untuk operasional usaha pada saat pandemi.

Meski pendapatan menurun, masyarakat cenderung menunda konsumsinya sehingga meningkatkan DPK dari sisi perseorangan.

"Mengatasi keadaan ini, perbankan harus memiliki strategi yakni mulai lihat sektor ekonomi yang bisa jadi prioritas dan potensial dengan tetap
mempertimbangkan risiko pandemi dan potensi bisnisnya," kata dia.

Sejauh ini, pihaknya sudah memetakan sektor bisnis tersebut, di antaranya, sektor transportasi melalui penggunaan uang elektronik mengingat Sumatra Selatan memiliki LRT, sektor pariwisata melalui bisnis daring tiket, dan sektor perdagangan ritel melalui penggunaan layanan transaksi digital.

Selain itu, Bank Indonesia juga mendorong kalangan perbankan untuk menggarap sektor UMKM, keuangan syariah.

"Sekarang kita fokus bagaimana mendorong UMKM mengakses layanan perbankan digital di tengah pandemi ini," kata dia.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional VII Sumatra Selatan Untung Nugroho menambahkan, saat ini, otoritas sudah merespon kondisi terkini yang terjadi di bisnis perbankan. Diakuinya, dalam penyaluran kredit saat ini memang berbeda dibandingkan sebelumnya.

"Dari biasanya dua item yang menjadi pertimbangan yakni kemampuan membayar dan kinerja usaha, kini cukup kemampuan membayar saja sudah bisa dijadikan dasar untuk menyalurkan kredit," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya