Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Klaten Gelar Wayang Golek yang Terancam Punah

Djoko Sardjono
25/8/2020 11:32
Klaten Gelar Wayang Golek yang Terancam Punah
Pentas perdana wayang golek di Sanggar Omah Wayang, Senin (24/8/2020)(MI/Djoko Sardjono)

DEWAN Kesenian Klaten menggandeng Sanggar Omah Wayang menggelar wayang golek secara virtual, Senin (24/8) malam. Pentas perdana wayang langka itu dibawakan dalang Ki Juwair Sabdo Carito, anggota Komite Pedalangan Dewan Kesenian Klaten. Wayang golek merupakan salah satu potensi seni budaya daerah di Klaten. Namun, terancam punah akibat terdesak seni budaya asing atau modern. Pentas wayang golek ini sebagai upaya pelestarian dan pengembangan  kesenian daerah tersebut.

Menyajikan cerita Muninggar Krido, pergelaran perdana wayang langka secara virtual itu berlangsung sekitar dua setengah jam di Sanggar Omah Wayang. Dalam pergelaran ini panitia menerapkan protokol kesehatan dan tidak ada penonton.

Ketua Umum Dewan Kesenian Klaten, Sunarna, diwakili Ketua Harian FX Setyawan DS, dalam sambutannya mengatakan pergelaran perdana wayang golek itu terselenggara atas kerja sama antara Dewan Kesenian Klaten dan Sanggar Omah Wayang.

baca juga: Aksi Cegah Stunting di Kabupaten Kupang Dimulai Dari Remaja

Pergelaran perdana wayang golek, adalah dalam upaya pelestarian dan pengembangan kesenian daerah itu yang kini terancam bahkan hampir punah, akibat terdesak seni modern yang berkembang di tengah pesatnya kemajuan teknologi dewasa ini. Menurut FX Setyawan, Dewan Kesenian Klaten tetap konsisten dengan motto atau sesanti nguripke, ngurupke, dan ngirabke (menghidupkan, mengembangkan, dan mempertontonkan) potensi seni budaya daerah agar tetap lestari dan berkembang.

"Seperti pergelaran perdana wayang golek ini, adalah salah satu upaya meluhurkan, mengembangkan, dan melestarikan potensi kesenian daerah yang hampir punah akibat terdesak seni budaya modern," imbuh Ketua Harian Dewan Kesenian Klaten.

Pergelaran kesenian daerah tersebut, adalah perintah atau implementasi dari Perda No 2/2014 tentang Pelestarian Budaya dan Bahasa Jawa, Perda No 13/2019 tentang Pemajuan Kesenian Daerah, dan UU No 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Terkait, Ki Juwair Sabdo Carito, satu-satunya dalang wayang golek di Klaten mengharapkan kesenian daerah ini tetap lestari dan berkembang. Bahkan, ia bersedia untuk memberikan pelatihan kepada dalang-dalang muda di Klaten.

"Untuk pelestarian dan pengembangan kesenian wayang golek, saya dengan sukarela besedia memberikan pelatihan dan pembelajaran bagi dalang-dalang di Klaten, utamanya dalang dari generasi muda," ujar Ki Juwair Sabdo Carito.

Salah satu pelaku seni dan pengusaha kuliner di Klaten, Hetty Purwani menyambut positif sekaligus memberikan apresiasi tinggi pergelaran perdana wayang golek yang diinisasi oleh Dewan Kesenian Klaten dan Sanggar Omah Wayang.

"Untuk pelestarian dan pengembangan wayang golek, kami mengharapkan pergelaran seni budaya daerah ini perlu diagendakan dalam program kegiatan tahunan Dewan Kesenian Klaten, seperti pentas wayang kulit dan ketoprak," tambahnya. 

Senada dikemukakan Joko Krisnanto, pengelola Sanggar Omah Wayang Klaten, untuk pelestarian dan pengembangan wayang golek sanggarnya bisa untuk tempat pelatihan dan pembelajaran seni wayang langka yang hampir punah tersebut.

"Sanggar Omah Wayang selama ini juga menjadi tempat belajar dalang wayang kulit, sinden, karawitan, tari, ketoprak, dan seni budaya lainnya. Pengiring pentas wayang golek itu juga siswa Sanggar Omah Wayang," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya