Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Sedimen di Bendungan Tilong Dikeruk

Palce Amalo
22/8/2020 03:10
Sedimen di Bendungan Tilong Dikeruk
Volume air Bendungan Tilong di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (18/8/2020) kritis.(MI/PALCE AMALO)

BENDUNGAN Tilong di Desa Oelnasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, diresmikan pada 2002. Dalam usianya yang baru 18 tahun, sedimentasi membuat nasib bendungan ini memprihatinkan.

Dari kapasitas tampungan air sebesar 19,7 juta meter kubik, saat ini bendungan itu hanya mampu menampung 3 juta meter kubik. Penyusutan akan bertambah parah karena kemarau tahun ini.

Karena itu, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II mulai mengeruk sedimen. “Jika penyusutan dibiarkan, air baku bendungan tidak dapat dialirkan ke rumah warga lagi. Saat ini saja, distribusi air ke sawah sudah dihentikan sejak beberapa bulan lalu,” kata Kepala Satuan Kerja Bendungan Tilong, Bernadeta Tea, kemarin.

Jika sedimentasi dibiarkan, penyusutan akan terus berlangsung sehingga air untuk kebutuhan warga tidak bisa dialirkan lagi. Saat ini, distribusi air ke sawah juga sudah dihentikan sejak beberapa bulan lalu.

Tahun ini, pengerukan dilakukan dengan target mengangkat sedimen sebanyak 4.930 meter kubik, dari total sedimen 17 juta meter kubik. “Pengerukan akan kita lakukan setiap tahun,” tambah Bernadeta.

Tilong merupakan bendungan terbesar di Kupang yang memasok air ke 1.548 hektare sawah dan air baku yang di olah PDAM untuk 4.000 rumah tangga.

Kekeringan juga terus meluas di Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Saat ini, sudah 87 desa yang terdampak.

“Kami juga terus menambah jatah distribusi bantuan air bersih. Dari semula hanya tiga tanki, saat ini menjadi enam tanki atau 30 ribu liter air bersih per hari,” kata Kepala Badan Penaanggulangan Bencana Daerah Anang Djoenaidi.

Dia mengaku, dari hasil evaluasi di sejumlah desa, bantuan air bersih yang dikirim selama ini belum mencukupi kebutuhan pokok warga. Karena itu, jatah air bersih ditambah dua kali lipat.

Pada musim kemarau kali ini, Pemkab Sampang menganggarkan dana Rp92 juta untuk distribusi bantuan air bersih. “Kami yakin dana itu cukup,” lanjut Anang. (PO/MG/RF/AT/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya