Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
HERMINA Mugiyem dan dua temannya, Listiani dan Kartinah, Rabu (19/8) menjelang siang, tampak bersemangat saat menggotong satu tandan pisang cavendish seberat 15 kilogram dari kebun ke rumah pengolahan pisang yang berjarak sekira 100 meter.
"Buah ini tinggal tunggu matang kemudian dijual," terang perempuan berusia 61 tahun itu sambil menyeka keringat, Rabu (19/8) pagi.
Setiap satu lirang (satu gugus/sisir) dijual dengan harga Rp25 ribu. Hermina adalah salah satu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartini di Padukuhan Kalongan, Kelurahan Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Tugasnya di kelompok tani tersebut di bagian budidaya, di bawah koodinasi Listiani.
"Luas lahan yang kami tangani sekitar 1,3 hektar untuk tanaman pisang," terang dia. Selain tanaman pisang, ada pula tanaman serai, kangkung, dan cabai.
Ada sekitar 15 perempuan yang bekerja di bagian budidaya. Kerja mereka pun tidak terpatok waktu, disesuaikan waktu luang masing-masing.
"Biasanya kami baru ke kebun setelah tugas di rumah selesai," kata dia.
Hermina mengakui, tidak mudah untuk merawat tanaman pisang yang berjumlah lebih dari seribu pohon, terlebih sebagian lahan berbatasan dengan sepadan sungai. Beberapa kali buah pisang yang siap panen dicuri oleh warga dari luar kampung. Walau demikian, Hermina tetap bersyukur karena hasil panen pisang selalu baik. Ia pun berdoa agar pencuri pisang dibukakan hatinya agar tidak mencuri lagi.
"Saya ikut kegiatan ini bukan semata-mata tujuannya ekonomi, tetapi dengan kegiatan ini bisa bermanfaat bagi orang banyak dan lingkungan," ujar dia.
Ruffi Artanti selaku sekretaris KWT Kartini menambahkan, selain budidaya, ada pula yang bertugas di bagian pengolahan. Total anggota sekitar 32 orang yang semuanya ibu-ibu rumah tangga. Pohon-pohon pisang tersebut ditabam dengan memanfaatkan lahan tidur tidak produktif. Tanaman pisang dipilih karena mudah perawatannya dan semua bagiannya bisa dimanfaatkan, dari akar, batang, buah, dan daun.
Saat ini, total lebih dari 1000 pohon pisang di kebun KWT Kartini. Selain Cavendish, ada pula kepok, barangan, emas, ambon, dan lumut. Pisang tersebut tidak hanya dijual dalam bentuk buah, tetapi juga diolah menjadi aneka jenis makanan, misalnya grubi pisang, keripik pisang, pisang krispi, eggroll pisang, pisang wijen, brownies pisang, hingga es krim pisang.
"Kami menamainya dengan Pikana (Pisang Kalongan Pertamina)," kata dia.
Dalam sehari, mereka bisa memproduksi 50 bungkus untuk masing-masing produk. Produk-produk tersebut kemudian dijual di toko oleh-oleh di sekitar Jogja dan ada pula yang dipesan, baik secara daring maupun langsung.
Ketua KWT Kartini, Diana Listanti menambahkan, keberadaan KWT Kartini tidak lepas dari bantuan dan dukungan Pertamina lewat program tanggung jawab social dan lingkungan perusahaan( Corporate Social Responsibility). Berkat program ini yang berjalan hampir 5 tahun, banyak masyarakat yang datang ke lokasinya untuk belajar membudidayakan tanaman pisang.
Tidak hanya itu, kini usaha yang dirintis pun sudah berkembang, tidak hanya kebun pisang, tetapi juga ada pohon serai, kangkung, hingga ternak kambing,
"Kami berharap Kampung Wisata Pisang milik kami dapat menjadi salah satu pusat pembelajaran budidaya pisang," pungkas Diana.
Operation Head Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Sutjipto, Sukmawijaya menjelaskan, program CSR yang dikerjakan bersama KWT Kartini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang dijalankan pihaknya melalui DPPU Adi Sutjipto. Semula banyak lahan kosong yang belum teroptimalkan di wilayah tersebut. Kemudian Pertamina bekerjasama dengan kelompok masyarakat setempat untuk menggali potensi yang ada hingga tercetus untuk dijadikan kebun pisang di atas lahan kosong tersebut.
baca juga: Bernilai Tinggi, Petani di Sumsel Didorong Tanam Cabai
Sukmawijaya menambahkan, Pertamina juga melakukan pendampingan kepada KWT Kartini dalam pengolahan berbagai macam produk dari bahan baku pisang hingga proses pengemasan dan pemasaran. Hasil penjualan produk tersebut menjadi sumber penghasilan bagi anggota kelompok untuk menambah pendapatan keluarga. Program ini juga telah mendorong KWT Kartini Kalongan menjalankan unit simpan pinjam untuk membantu masyarakat di padukuhan dalam mengatasi permasalahan ekonomi. (OL-3)
Rangkaian acara pesta rakyat digelar di Tangerang, Banten, pada 23–24 Agustus 2025 untuk memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Lifting perdana produk bahan bakar minyak berupa Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur dengan campuran minyak jelantah dari Kilang Cilacap menjadi kado HUT ke-80 RI dari Pertamina.
Salah satu program unggulan yang diterapkan di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang bernama Nona Nori, yang fokus pada pengelolaan potensi lokal berbasis rumput laut.
Kinerja Pertamina pada semester I 2025 dinilai sejalan dengan semangat HUT ke-80 Republik Indonesia. Capaian positif itu juga disebut sangat mendukung upaya pencapaian swasembada energi.
SKK Migas menyoroti capaian progres proyek yang ditargetkan menembus angka 70% pada kuartal I 2026.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mencatat sejarah baru dengan mengirimkan perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku minyak jelantah
Di Kabupaten Garut sudah ada 10 Polsek yang lebih dulu menjalankan kolaborasi dengan Bulog terutama dalam penyediaan beras SPHP.
Festival Pangan dan Cipta Menu Bergizi di Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali.
Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin yakin bahwa literasi soal pangan akan membantu membangun ekosistem pangan yang berkelanjutan.
"Pengakuan adalah pondasi penting dari upaya perlindungan dan pemajuan hak Masyarakat Adat,"
Peternak memanen telur ayam di Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Kemampuannya tumbuh di berbagai jenis tanah dan ketahanannya terhadap kondisi cuaca ekstrem menjadikannya pilihan ideal untuk daerah rawan pangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved