Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PERUSAHAAN farmasi Korea Selatan, Daewoong Infion mengaku senang bisa membantu perkembangan industri farmasi di Indonesia. Apalagi di masa pandemi covid-19 saat ini, ketika dunia sangat membutuhkan vaksin untuk mengatasi virus korona.
Untuk itu mereka akan terus berusaha memainkan peranan dengan mentransfer pengetahuan mereka agar industri farmasi di Indonesia semakin berkembang. “Kami senang sekali dapat memainkan peran utama dalam memajukan industri farmasi Indonesia dengan mengekspor bahan baku obat ke Korea Selatan, yang merupakan negara maju di bidang farmasi,” ujar President Director Daewoong Infion, Suh Chang-woo dalam siaran persnya, Jumat (7/8).
Baca juga: Asosiasi Desak Pemerintah Percepat Industri Bahan Baku Farmasi
"Daewoong Infion, perusahaan biofarmasi pertama di Indonesia, telahm emimpin industri biofarmasi Indonesia dan berkontribusi dalam menyediakan produk biofarmasi berkualitas tinggi kepada pasien," imbuhnya.
Setelah mendirikan Daewoong Infion, perusahaan joint venture antara Daewoong Pharmaceutical dan Infion pada 2012, Daewoong Group membuka pabrik biofarmasi pertama di Indonesia yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Mereka melakukan transfer teknologi biofarmasi unggulan dari Daewoong Pharmaceutical untuk melakukan penelitian, pengembangan, dan manufaktur berbagai produk biofarmasi di Indonesia.
Daewoong Infion saat ini memproduksi erythropoietin (EPO) dalam bentuk produk jadi dan larutan murni di Indonesia. Produk EPO milik Daewoong merupakan produk untuk mengobati anemia pada pasien yang menderita gagal ginjal kronis, menjalankan dialisis, dan mengidap anti-kanker. Produk EPO Daewoong telah mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI pada Januari lalu. Sejak diluncurkan pada 2017, produk itu mampu menjadi produk dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia hanya dalam waktu enam bulan dan terus menjadi produk yang terbaik.
Hasilnya, Daewoong Infion mampu membukukan lebih dari Rp145 miliar dari penjualan reverse export produk EPO yang berbentuk bulk/produk semi jadi dalam waktu tiga tahun berkat strategi dualisasi produksi yang dilakukan perusahaan melalui kerja sama dengan Daewoong Group. Daewoong Infion memproduksi produk EPO dalam bentuk bulk/produk semi jadi dan produk jadi. Lalu, Daewoong Pharmaceutical mengimpor bulk /produk semi jadi EPO ini dari Indonesia ke Korea untuk diproduksi menjadi produk jadi. Produk EPO tersebut oleh Daewoong Pharmaceutical dijual di Korea dengan nama merek berbeda.
Sementara itu, Daewoong Infion akan berekspansi ke pasar farmasi Timur Tengah senilai Rp970 triliun. Perusahaan memperoleh sertifikasi halal untuk produkEpidermal Growth Factor (EGF) pada Mei lalu setelah produk EPO milik Daewoong mendapatkan sertifikasi halal pada bulan Januari. Total penjualan reverse export produkEPO diperkirakan akan melampaui Rp200 miliar hingga akhir 2020. (Ant/A-1)
Ketersediaan obat yang sesuai kebutuhan medis semua penyakit yang ada di Indonesia juga menjadi harapan utama bagi kesembuhan para pasien.
Ketamin adalah obat yang awalnya dipakai sebagai obat bius dalam prosedur medis singkat untuk meredakan nyeri sesaat.
Kenali 4 jenis obat migrain bebas resep seperti Panadol Extra dan Bodrex Migra yang efektif redakan sakit kepala sebelah dengan cepat dan aman.
Orangtua sebaiknya lebih dulu menanyakan dan mengamati gejala sakit yang dialami oleh anak sebelum membeli obat.
Pasien TB RO harus minum lebih banyak obat setiap hari dan menjalani pengobatan dalam jangka yang lebih lama sesuai dengan rekomendasi dari tim ahli klinis agar bisa sembuh.
Kanker payudara triple-negatif mencakup 15% hingga 20% dari semua kasus kanker payudara. Kanker ini tumbuh lebih cepat dan lebih mungkin kambuh setelah perawatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved