Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
KEPALA Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Prima Indraswari meluruskan data balita gizi buruk yang disampaikan Camat Tegal Timur Zainal Ali Mukti. Prima menyebut data per 30 Juni 2020, di wilayah Kota Tegal, Jawa Tengah, terdapat 19 balita gizi buruk. Sementara Camat Zainal sebelumnya menyebut ada 150 balita gizi buruk.
Prima menjelaskan, setiap bulan Dinas Kesehatan selalu melaporkan perkembangan gizi buruk kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Wali Kota Tegal.
"Data yang disampaikan Pak Camat perlu kami luruskan karena jumlahnya terlalu banyak sampai 150 padahal hanya 19 balita yang mengalami gizi buruk," kata Prima di rumah dinas Wali Kota Tegal, Minggu (2/8).
Prima menuturkan dalam pendataan jumlah balita yang mengalami gizi buruk, penghitungannya yakni jumlah sisa kasus bulan lalu, kemudian jumlah kasus baru, jumlah kasus yang murni berapa dan yang kambuh.
"Jadi misalnya yang sudah baik lalu kambuh itu ada, kemudian jumlah kasus yang ditangani, lalu hasil penanganan kasus misalnya yang sembuh berapa itu dihitung setiap bulan, makanya setiap bulan datanya berubah," terang Prima.
Baca juga: Ratusan Warga Tegal Berdesakan Antre Kupon
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menyampaikan dalam penanganan masalah gizi tidak hanya dilakukan Pemerintah Kota Tegal melalui Dinas Kesehatan. Tetapi juga melewati puskesmas bahkan melibatkan PKK dan Posyandu.
"Jadi butuh sinergitas dan dukungan dari semua pihak, baik dari PKK, Kader Kesehatan/Kader posyandu juga dari orangtua serta likungan sekitar," ujar Dedy.
Dedy menyebut pemahaman kepada orangtua juga penting karena gizi buruk bukan saja karena orang tua yang tidak mampu memberikan suplemen, vitamin dan susu, akan tetapi adanya kurang perhatian pun akan berdampak pada tumbuh kembang dan kesehatan balita.
"Terkait masih adanya 19 balita gizi buruk di Kota Tegal, sekarang itu bagaimana caranya Pemerintah Kota Tegal khususnya Dinas Kesehatan Kota Tegal dan Puskesmas se-Kota Tegal menyelessaikannya. Ini harus menjadi prioritas Pemerintah Kota Tegal," pinta Dedy.
Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Aryani yang juga hadir dalam konferensi pers mengingatkan pemberantasan gizi buruk harus menjadi gerakan nasional yang ada di Indonesia. Hal itu sesuai arahan Presiden yang mencanangkan pada 2030, Indonesia zero mal nutrisi artinya semua balita di Indonesia harus masuk minimum di ambang gizi yang baik.
"Ini tantangannya tidak hanya di Kota Tegal tapi di seluruh Indonesia. Bahkan tadi saya juga sempat berkomunikasi dengan pak Menteri Kesehatan, bersama-sama kita akan saling mendukung supaya seluruh kepala daerah melakukan pendataan secara berkala. Dari Dinas Kesehatan sampai jajaran ke bawah juga puskesmas sampai posyandu melakukan upaya-upaya. Nantinya Kementerian Kesehatan kita dorong supaya mempunyai pola dan program baru yang lebih baik lagi," ujar Dewi.
Dewi meminta soal balita gizi buruk tersebut penanganannya harus serius.
"Dalam penanganan masalah gizi tidak bisa hanya dilakukan Pemerintah Kota Tegal bersama jajarannya sampai ke tingkah paling bawah tapi juga orang tua dan lingkungan," ungkap Legislator Daerah Pemilihan (Dapil) IX Jawa Tengah, yang wilayah kerjanya meliputi Kabupaten/ Kota Brebes dan Tegal tersebut.(OL-5)
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Setiap 25 Januari, Hari Gizi Nasional diperingati untuk memberikan kesadaran pentingnya gizi seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi, momen penting di dunia kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang.
Program MBG dinilai bisa meningkatkan kualitas gizi masyarakat yang berasal dari keluarga kurang mampu dan mengatasi masalah gizi buruk dan kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.
Kualitas data akan sangat penting untuk hasil SSGI ini. Karena jika data yang dimiliki dengan kualitas yang tidak baik, tidak akan ada gunanya untuk dianalisis.
Dinas Sosial DKI Jakarta menyelamatkan bayi bernama Sayyidatina Khanafi Nuraini, berusia enam bulan, yang ditelantarkan oleh orangtuanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved