Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PENULARAN Covid-19 di Sumatra Utara makin meluas. Bahkan Gugus Tugas mencatat dalam tiga hari terakhir secara rerata muncul lebih dari 125 kasus positif setiap hari.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara Aris Yudhariansyah mengungkapkan, sampai dengan pukul 16.00 WIB, Jumat (10/7), jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di provinsinya sebanyak 260 orang.
"Sedangkan pasien positif sebanyak 2.197 orang, sembuh sebanyak 526 orang dan meninggal sebanyak 116 orang," tuturnya, Jumat (10/7).
Baca juga: Akui Kecolongan Klaster Baru Covid-19, Emil Berlakukan PSBM
Itu artinya terdapat penambahan pasien positif sebanyak 112 orang dari sehari sebelumnya, Kamis (9/7), yang berjumlah 2.085. Pada hari itu juga, jumlah pasien positif bertambah 109 orang dan sehari sebelumnya lagi penambahan mencapai 155 orang. Sehingga jika dirata-ratakan dalam tiga hari terakhir jumlah pasien positif bertambah lebih dari 125 orang setiap hari.
Padahal, dalam empat hari sebelumnya, secara harian jumlah pasien positif di Sumut bertambah tidak lebih dari 45 orang. Jika diakumulasikan, jumlah rata-rata penambahan pasien positif dalam empat hari sebelumnya hanya sekitar 25 orang.
Lonjakan kasus positif dalam tiga hari terakhir sangat tidak sebanding dengan jumlah pasien sembuh yang hanya rata-rata 11 orang setiap hari.
"Jumlah pasien sembuh memang selalu bertambah, tetapi pasien positif juga bertambah," ujar Aris.
Karena itu ia kembali menegaskan imbauan kepada masyarakat untuk lebih disiplin menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, khususnya penggunaan masker.
Secara medis, penggunaan masker akan cukup efektif menekan penularan virus ini, baik dari sisi mereka yang sehat maupun yang sudah tertular.
Sejumlah penelitian, kata Aris, menyebutkan bahwa seseorang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dan tidak menggunakan masker, maka orang di sekitarnya memiliki peluang tertular sampai 75%.
Penularan itu berasal dari percikan ludah dan droplet yang mengenai semua benda. Sebaliknya, dengan menggunakan masker angka penularan juga bisa ditekan hingga 75%.
"Inilah mengapa menggunakan masker menjadi penting dan kami tidak akan bosan untuk mengingatkan," kata Aris.
Selain melindungi diri dari cemaran droplet secara langsung, lanjutnya, cemaran pada benda sekitar juga perlu untuk diwaspadai. Hal ini menjadi alasan utama mengapa rajin mencuci tangan dengan sabun juga sangat penting.
"Mencuci tangan dengan sabun bisa membunuh, merusak, mematikan virus ketika kita tidak sengaja menyentuh benda-benda yang tercemar virus," jelas dia.
Hal lain yang tidak boleh dilalaikan juga adalah menjaga jarak dengan orang lain 1-2 meter. Terlebih menjelang penerapan New Normal yang mana mobilitas masyarakat mulai meningkat dan banyak tempat-tempat publik sudah dibuka kembali. (OL-8)
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
Pemberian berbagai bansos diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Saya beserta jajaran anggota DPRD DKI Jakarta turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulang ke Rahmatullah sahabat, rekan kerja kami Hj. Umi Kulsum."
Para peneliti melengkapi setiap relawan dengan pelacak kontak untuk merekam rute mereka di arena dan melacak jalur aerosol, partikel kecil yang dapat membawa virus.
Mensos Juliari berharap bantuan ini berdampak signifikan terhadap perputaran perekonomian lokal.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Kemenkes menyebut total kasus covid-19 dari Minggu ke-1 hingga Minggu ke-30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved