Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Namanya Rosita. Yang terbayang di benak pasti pemilik nama Rosita adalah seorang perempuan.
Namun, ternyata Rosita adalah nama robot multiguna untuk pelayanan covid-19 hasil kreasi dari Fakultas Teknik dan Sains (FST) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, Jawa Tengah (Jateng). Mulai Rabu (24/6) besok, Rosita mulai diperbantukan di PKU Muhammadiyah Gombong, Kebumen.
Rosita disebut sebagai robot asisten perawat. Bentuknya seperti rak buku. Ada rak di bagian robot tersebut. Paling atas dilengkapi dengan kamera, penyemprot disinfektan, dan pengukur suhu. Sedangkan di bagian bawah ada sensor gerak.
Robot itu menggunakan energi baterai yang dapat diisi ulang. Robot digerakkan dari pusat pengendali melalui laptop. Sinyalnya dipancarkan melalui internet.
Dekan FST UMP Teguh Marhendi mengatakan bahwa Rosita merupakan robot multiguna. Ada beragam fungsi yang dapat dilakukan oleh Rosita. Misalnya pada bagian paling atas robot dilengkapi dengan pengukur suhu tubuh.
"Jadi, jika selama ini pengukur suhu tubuh dengan thermo gun, misalnya, harus dekat, maka dengan adanya Rosita tidak perlu lagi. Yang mendekat adalah robot kepada orang yang akan diukur suhunya. Suhu dapat diketahui melalui dari laptop pengendali Rosita," jelas Teguh di kampus UMP, Selasa (23/6).
Selain dilengkapi dengan pengukur suhu, Rosita dilengkapi dengan penyemprot disinfektan.
Fungsi lainnya adalah mengantarkan makanan dan obat tanpa melibatkan manusia. "Jadi, rak-rak tersebut digunakan untuk mengangkut obat dan makanan, sehingga akan dapat menggantikan peran manusia," lanjut Teguh.
Robot ini, kata Teguh, memang difokuskan pada pelayanan ruang isolasi covid-19.
"Ini merupakan bentuk kepedulian kami untuk memberikan sumbangsih bagi penanganan covid-19. Setelah uji coba berkali-kali dan sukses, maka Rosita akan mulai menjalankan tugasnya pada
Rabu (24/6) di PKU Muhammadiyah Gombong," ujar Teguh.
Baca juga: Akhir Juni, Obyek Wisata di Majalengka Dibuka Lagi
Menurutnya, proses pembuatan robot memerlukan dana sekitar Rp30 juta hingga Rp40 juta. "Pembuatannya melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu," papar Teguh.
Yang jelas, kata Teguh, Rosita diharapkan benar-benar dapat membantu pelayanan khususnya dalam penanggulangan covid-19. "Sebab dapat mengurangi kontak secara langsung dengan mereka yang positif covid-19," tandasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Rosita Itmi Hidayat mengatakan bahwa robot tersebut menggunakan motor listrik dengan energi baterai. "Dengan baterai yang diisi penuh, maka robot akan mampu beraktivitas selama 2-3 jam. Jarak antara robot dan pengendali bisa jauh, asalkan di sekitar robot ada wireless router. Dengan alat itu, maka pengendali masih tetap
dapat terkoneksi dengan robot yang digerakkan," jelasnya.
Menurut Itmi, pihaknya baru memproduksi satu robot. "Namun, kalau nanti masih ada yang membutuhkan, kami bisa membuat lagi," pungkasnya. (OL-14)
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Program ini mengedepankan pembelajaran berbasis pada pengalaman lewat proyek nyata mitra industri serta lembaga.
SEKITAR 100 akademisi berkumpul dalam satu inisiatif untuk menembus dominasi publikasi ilmiah internasional di Tangerang pada 21-22 Juni 2025.
Program Kosabangsa menjembatani hasil riset kampus dengan kebutuhan nyata masyarakat, sehingga kampus tidak lagi menjadi menara gading yang terputus dari realitas sosial.
Sebanyak 46 perawat muda Indonesia secara resmi dilepas menuju Wina, Austria, dalam program International Nurse Development Program Scholarship (INDPS) Cycle 2.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved