Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEBUN binatang Gembira Loka (GLZoo) Yogyakarta tetap melatih satwa yang biasa tampil dalam pertunjukan Presentasi Edukasi Satwa (PES) Aves (jenis-jenis burung) maupun PES Mamalia (hewan menyusui) di tengah pandemi covid-19.
Perawat Burung di GLZoo Yogyakarta, Doni Feriyanto, mengatakan kegiatan melatih satwa paling tidak dilakukan sekali dalam sehari dan dimaksudkan agar hewan tetap terlatih sehingga saat objek wisata ini dibuka kembali siap menghibur pengunjung.
Menurut dia, jika satwa lama dibiarkan tanpa latihan dikhawatirkan lupa dengan gerakan-gerakan dan perintah yang pernah dilatih sebelumnya.
"Setelah lama tutup tidak berinteraksi dengan pengunjung, kadang burung-burung di PES Aves ini tampak seperti terkejut dan takut dengan orang lain. Maka perlu terapi dengan cara melatih secara rutin," kata Doni Feriyanto.
Ia menambahkan, jenis-jenis burung yang terus menerus menjalani latihan ini antara lain burung kangkareng, kakatua, elang laut, elang bondol dan lainnya.
Baca juga: Bayi Gajah GLZoo Mulai Berlatih Makan Sendiri
Sedangkan PES Mamalia, satwa yang terus menjalani pelatihan antara lain orangutan, lingsang, kucing air dan barisan marmot. Bahkan gajah koleksi kebun binatang secara berkala diajak jalan-jalan oleh mahout atau pawang mengelilingi danau buatan Mayang Tirta.
Kabid Perawatan Satwa GL Zoo Miftah Nur Khasan menambahkan, hampir tiga bulan GLZoo tidak menerima kunjungan wisata karena terdampak covid-19. Hal itu membuat perilaku beberapa jenis satwa koleksi kebun binatang berubah.
Ia menyontohkan, harimau sumatra setelah lama sepi pengunjung kini lebih menunjukkan eksistensinya seperti di habitat aslinya.
"Sedangkan lutung Jawa yang tampak lucu-lucu itu hanya memperhatikan dan mengawasi saat ada orang tengah melintas di dekat kandangnya," ungkap Miftah.
Pada saat tutup kunjungan, lanjut Miftah, salah satu satwa koleksinya, watusi atau sapi merah bertanduk panjang, melahirkan bayi berkelamin betina. Bayi watusi ini dilahirkan pada 3 Juni lalu.
"Anak watusi itu sekarang kami pisahkan dengan induk pejantannya supaya aman," kata Miftah.(OL-5)
GOOGLE merilis teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) SpeciesNet. Ini model AI yang mampu mengidentifikasi satwa liar dengan menganalisis foto dari kamera jebak.
Satwa mencakup semua jenis hewan, mulai dari yang berukuran kecil seperti serangga, hingga hewan besar seperti gajah dan paus.
Dia mengatakan bahwa dirinya berharap nantinya dapat membuat gerakan mencintai satwa Indonesia.
Dia menilai sikap mencintai hewan yang dimiliki Presiden Prabowo ini menjadi teladan bagi masyarakat. Hal ini lantaran kehadiran hewan atau satwa merupakan bagian dari ekosistem.
Menhut Raja Juli Antoni melakukan peninjauan ke Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki. Salah satu yang disorot yakni terkait upaya penyelamatan penyelundupan satwa.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah "hewan" dan "satwa" sering digunakan secara bergantian, namun keduanya memiliki makna yang berbeda.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved