Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Puluhan Ribu Keluarga Terdampak Rob di Pantura Jateng

Akhmad Safuan
05/6/2020 16:50
Puluhan Ribu Keluarga Terdampak Rob di Pantura Jateng
Warga berjalan melewati banjir rob di Slamaran, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (1/6/2020)(Antara/Harviyan Perdana Putra)

Banjir air laut pasang (rob) di beberapa daerah di pantura, khususnya Pekalongan hingga Jepara Jawa Tengah mengakibatkan puluhan ribu orang terdampak. Bahkan ada beberapa warga mulai terserang penyakit karena ketinggian air di rumah masih sekitar 20-100 centimeter masih merendam rumah mereka.

Ada beberapa warga yang berupaya membendung air yang akan memasuki rumah dengan membuat tanggul darurat, tapi banyak pula yang pasrah. Pasalnya banjir rob sudah jadi langganan di wilayah pantura tersebut.

Banjir rob mengganggu aktivitas warga. "Ketinggian air mencapai 30-60 sentimeter," ujar Rifai, 50, warga Kelurahan Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jumat (5/6).

Selain menyebabkan warga sulit mencari nafkah, dampak yang dirasakan ribuan warga saat ini adalah mulai terserang berbagai penyakit. Mulai dari gatal-gatal, masuk angin, demam, hingga diare.

"Sudah berhari-hari kami harus berendam di air. Gatal-gatal dan diare mulai menyerang warga sini," kata Bambang, 40, warga Desa Tugu, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak,

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Samita mengatakan banjir terjadi di tiga kecamatan yakni Pekalongan Barat, Timur dan terparah di Utara menimbulkan gelombang pembuangan. "Kita telah siapkan lima lokasi pengungsian berikut dapur umum untuk warga yang mengungsi dan sakit," ujar Samita.

Wali Kota Pekalongan Saelany Mahfudz mengatakan banjir rob di Pekalongan ini menyebabkan 2/3 wilayah kota terendam dan 7.700 keluarga terdampak. "Tidak hanya pemukiman dan tempat usaha yang terendam, tetapi juga perkantoran, gedung sekolah, tempat ibadah dan sawah serta tambak rakyat ikut terendam," papar Saelany.

Menurutnya, bantuan telah datang dari Polda Jateng untuk warga terdampak langsung, namun yang lebih penting adalah penanganan ke depan, yakni penyelesaian tanggul laut dan polder.

Kondisi terparah banjir rob terjadi di Kabupaten Demak yang merendam wilayah sepanjang 45 kilometer dari mulai Desa Sriwulan (Sayung) hingga Kedungmutih (Wedung).

"Di desa ini saja ada 3.000 keluarga yang terdampak langsung rob," kata Kepala Desa Sriwulan Zamroni.

Baca juga: Ramai Keluhan Soal Tes Swab, DPD RI Sumsel Buka Layanan Pengaduan

Kepala BPBD Kabupaten Demak Agus Nugroho mengatakan sedikitnya ada 22 desa di Demak yang terendam banjir dengan ketinggian air 30-100 sentimeter. Rinciannya: di Kecamatan Sayung 13 desa, Karangtengah 2 desa, Bonang 3 desa dan Wedung 4 desa.  Kondisi terparah di Bedono, Timbosloko, Purwosari, Surodadi, Banjarsari, Sidorejo, dan Tugu.

"Penanganan banjir rob tidak hanya bisa dilakukan oleh daerah saja karena anggaran terbatas. Saat ini yang ditunggu adalah tanggul pantai yang sekaligus tol," ujar Agus.

Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan dampak rob cukup besar terurama di wilayah utara seperti Pelabuhan Tanjung Emas dan Kampung Bahari Tambak Lorok. "Permukiman terendam banjir dengan ketinggian 20-40 sentimeter," tukasnya.

Pemerintah Kota Semarang, lanjut Hevearita, terus melakukan berbagai rekayasa untuk mengatasi rob yang merendam hingga Jalur Lingkar Utara Semarang, baik dengan pembangunan polder, pembangunan rumah pompa hingga normalisasi sungai. "Sebagian wilayah juga dilakukan peninggian baik oleh Pemkot dan swadaya rakyat," jelas Hevearita. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya