Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PASIEN positif terinfeksi virus korona di Jambi bertambah tiga orang lagi. Ketiganya masih terkait dengan klaster Gowa.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jambi Johansyah mengungkapkan hal itu di Jambi, Sabtu (25/4).
Dikatakan Johasnyah, dua dari tiga pasien itu adalah laki-laki berusia 40 tahun dan 36 tahun. Kedua pasien sebelumnya berstatus PDP (pasien dengan pengawasan) yang dirawat di RSUD Abunjani, Kabupaten Merangin. Keduanya punya riwayat mengikuti acara Ijtimak Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Warga Kota Padang masih Berburu Takjil di Tengah Pandemi Korona
Sementara satu orang lagi, warga Kota Jambi, perempuan berusia 25 tahun yang sebelumnya berstatus PDP di RS Abdul Manap Kota Jambi. Yang bersangkutan terpapar korona akibat ada kontak dengan pasien positif yang juga bagian dari klaster Gowa.
Sampai Sabtu (25/4), sebut Johansyah, jumlah pasien positif korona di Jambi totalnya berjumlah menjadi 21 orang. Satu orang atas nama pasien 01 asal Kabupaten Tebo, sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah untuk masa pemulihan dan isolasi mandiri.
Sementara jumlah ODP (Orang Dalam Pemantauan) terus berkurang. Dari 1.999 orang ODP, kini tersisa sebanyak 327 orang. Selebihnya sudah selesai menjalani isolasi mandiri, dan dinyatakan bebas korona.
Untuk jumlah PDP yang masih dirawat dan dalam proses menunggu hasil tes swab tercatat sebanyak 53 orang. (X-15)
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved