Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Curahan Hati Gubernur Jambi di Perbatasan Jambi-Riau

Solmi
09/4/2020 19:05
Curahan Hati Gubernur Jambi di Perbatasan Jambi-Riau
Gubernur Jambi Fachrori Umar(MI/Solmi)

POSKO itu berada di perbatasan Jambi-Riau. Persisnya di Dusun Kebun, Batang Asam, Tanjab Barat. Sekitar 158 kilometer atau tiga jam perjalanan darat dari Kota Jambi.

Pagi Rabu, 8 April 2020, saya, Fachrori Umar yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jambi bersambang ke sana. Ditemani Kapolda Jambi Inspektur Jenderal Polisi Firman Shantyabudi dan adinda Edi Purwanto, Ketua DPRD Provinsi Jambi.

Hari itu, Edi tampak gagah dengan setelan kemeja merah merekah. Mengenakan masker dan sarung tangan. Kami meluncur sedari pagi.
Menjelang siang, kami sudah tiba di sana. Sembari menjaga jarak, saya, Pak Kapolda dan adinda Edi berkeliling memantau suasana sekitar posko pengawasan pemudik maupun nonpemudik yang lalu-lalang masuk dari daerah Riua menuju Jambi.

Kami menggali, apa-apa saja yang menjadi keluhan dan kebutuhan para petugas yang bekerja berpanas, berhujan selama 24 jam untuk mencegah lolosnya warga terpapar virus korona ke Jambi.

Mereka adalah garda terdepan, penjaga penyebaran Covid-19 di pintu masuk Provinsi Jambi itu. Sungguh luar biasa. Siang-Malam mereka bekerja, dua puluh empat jam tanpa jeda. Sementara, anak-istri terpaksa ditinggal dulu di rumah.

Berjibaku memeriksa bus dan pengendara yang melintas, mereka bekerja tak kenal lelah. Dengan Alat Pelindung Diri terpasang, mereka menyetop semua kendaraan tanpa terkecuali. Para penumpang dicek kesehatannya, satu per satu. Sementara kendaraannya, disemprot cairan disinfektan.

Kami hadir di sana, untuk memberi semangat. Untuk menggali saran dan masukan. Supaya kami bisa membuat kebijakan yang lebih baik dan strategis lagi.

Beberapa curhatan yang sempat saya catat misalnya, mereka mengeluh acapkali menghadapi pengendara yang protes ketika disetop. Alasannya karena merasa terganggu. Tapi, satgas Covid-19 tetap keukuh. Demi menjaga keselamatan umat manusia, mereka tetap melaksanakan protokol kesehatan itu, agar sebaran Corona tak meluas.

Ada warga yang terindikasi terpapar, langsung diboyong ke bilik isolasi. Sudah ada petugas kesehatan yang stand by di situ, yang
bersiaga memeriksa mereka. Bagi yang terindikasi gejala, petugas secepatnya merujuk ke puskesmas. Atau ke rumah sakit terdekat.

Begitulah terus, hari-hari yang mereka lalui, di posko Covid-19 itu. Disamping juga, mereka tak bosan-bosannya berkampanye, supaya warga konsisten menjaga jarak. Jangan berkerumun. Dan tetap berada di rumah untuk isolasi mandiri.

Saya sampaikan ke warga, lewat tulisan terbuka ini, maafkan kami. Bila perjalanan anda terganggu. Semua itu demi keberlangsungan hidup kita juga. Kita semua tentu tak mau tragedi Corona di Italia terulang di negeri kita bukan?

Kami juga mengecek kondisi posko. Apa-apa yang menjadi kebutuhan petugas, semuanya saya catat dalam buku kecil. Bersama pak Kapolda dan adinda Edi, kami lalu membagikan makanan siap saji, lauk-pauk, masker, APD, sarung tangan dan termometer. Kami juga menitip paket makanan bayi di sana. Untuk jaga-jaga, kalau-kalau ada warga beranak kecil yang membutuhkan.

Saya minta petugas jaga, untuk terus melaporkan perkembangan di lapangan ke gugus tugas. Saya berpesan agar terus-menerus memperketat kendaraan yang melintas.

Pak Kapolda pun setuju. Ia mengomandoi petugas yang berjaga di posko itu, agar terus bekerja dengan baik. Putra mantan Wapres Try Sutrisno ini juga mengingatkan masyarakat untuk ikut bahu-membahu, mengenyahkan Covid-19 itu, dengan menumbuhkan sikap saling peduli. Jangan nafsi-nafsi. Salah satu caranya, konsisten isolasi mandiri.

Adinda Edi tak kalah tegas. Anak muda itu meminta semua petugas, semua kita agar berdisiplin diri. Baik berdisiplin menjaga jarak, menjaga kesehatan maupun disiplin mengikuti arahan pemerintah. Karena, menurutnya, inilah kunci untuk menghindari penyebaran Covid-19 itu.

Sebagai komandan wakil rakyat, Edi berjanji akan berjuang dengan segenap jiwa, untuk sama-sama mencegah penyebaran Covid-19 ini. Dari dewan, ia akan mendukung langkah pemerintah menggeser anggaran yang tidak prioritas, untuk penanganan Covid-19.

Pak Kapolda, adinda Edi, dan kami semua kompak dari lokasi itu dengan penuh harap, sembari mengangkat kedua tangan ke langit, kami memohon belas kasih Allah SWT. Agar virus berbahaya itu secepatnya diangkat. Supaya roda kehidupan umat manusia normal kembali. Agar kita semua bisa bekerja lagi, seperti sedia kala. Semoga!

Kepada warga pengguna jalan dan penumpang, maafkan kami, jika perjalanan anda terganggu. (OL-13)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik