Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pemudik Mulai Berdatangan, Warga Perketat Pengawasan

Tosiani
31/3/2020 13:35
Pemudik Mulai Berdatangan, Warga Perketat Pengawasan
Karang taruna Kampung Projo, Kelurahan Madureso, Kecamatan / Kabupaten Temanggung, menyemprotkan disinfektan pada orang dan kendaraan(MI/Tosiani)

Sejumlah pemudik mulai berdatangan memasuki wilayah Temanggung, Jawa Tengah. Guna mengantisipasi risiko penyebaran covid-19, warga melakukan pengawasan lebih ketat pada pemudik, pendatang, dan tamu yang berkunjung.
Pengawasan dilakukan oleh, antara lain warga Desa Lungge dan Kelurahan Madureso di Temanggung.

Seperti diungkapkan Kuswanto, 35, seorang warga Desa Lungge. Ia mengatakan sepengetahuannya sudah ada lima orang pemudik yang pulang kampung. Dari lima orang itu, dua orang di antaranya pulang pada Senin (30/3) malam. Tiga orang lainnya pulang pekan lalu.

"Sudah lima orang yang pulang. Kalau tadi malam ada dua orang. Satu orang dari mereka baru kembali dari berlayar ke Eropa dan satu orang lagi pulang dari Jakarta," ujar Kuswanto saat dikonfirmasi, Selasa (31/3).

Para pemudik yang baru datang, katanya, sudah lapor ke kantor desa. Saat ini, mereka tengah menjalani karantina di rumah dan keluarganya masing-masing. Hal ini untuk menghindarkan warga Lungge dari penularan covid-19.

Baca juga: Wali Kota Cirebon Tolak Lockdown karena tidak Menguntungkan

Selain melakukan pengawasan terhadap pemudik, warga juga melakukan penutupan dua akses jalan ke Desa Lungge. "Penutupan sudah dilakukan sejak Minggu (29/3) lalu. Di lokasi itu, warga memasang pembatas berupa plang dari bambu dan memasang tulisan 'Tutup'," ujar Kuswanto.

Akibat penutupan jalan, kendaraan roda dua dan roda empat tidak bisa masuk, sehingga harus melalui satu pintu, yakni di jalan yang ada di samping pondok pesantren. Namun, warga dan kendaraan yang masuk lewat satu-satunya jalan masuk itu harus disemprot disinfektan dulu.

"Yang jalan kaki, warga sini bisa masuk, tapi harus melompati pembatas. Kalau yang bawa kendaraan, harus masuk lewat jalan di sebelah pondok pesantren. Hanya ada satu pintu, yaitu lewat jalan itu untuk keluar dan masuk," ungkapnya.

Warga Kampung Projo, Kelurahan Madureso juga melakukan hal yang sama. Mereka memasang pembatas terbuat dari bambu dan satu bilik berukuran sekitar satu meter untuk lewat sepeda motor. Dari lokasi itu, warga menyemprotkan disinfektan pada orang dan kendaraan yang masuk kampung.

Upaya tersebut dimotori oleh karang taruna desa. Wakil dari karang taruna Kampung Projo, Yudi mengatakan pihaknya yang meracik disinfektan.

Menurut Yudi, ada dua jenis disinfektan yang dibuatnya. "Untuk kendaraan, disinfektan dibuat dari campuran pembersih lantai, pemutih pakaian, dan air. Lalu, yang untuk disemprotkan pada orang, disinfektannya dibuat dari kaporit dan air," jelasnya.

Kami dari karang taruna, imbuh Yudi, berjaga di pintu masuk desa selama 24 jam. "Anggota kami dibagi dalam tiga shift dan tiap shift terdiri dari empat orang," tukas Yudi.

Pihak desa, katanya, juga membatasi kunjungan tamu hanya sampai pukul 24.00 WIB. "Hanya pendatang dan pengunjung yang berasal dari zona hijau covid-19 saja yang boleh masuk kampung. Mereka yang datang dari zona merah
tidak diperbolehkan masuk kampung sebelum diperiksa di pos covid-19 yang ada di area SPBU Madureso. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya