Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Joko Widodo meresmikan fasilitas produksi pabrik Asia Pacific Rayon (APR), yang diyakini mampu mendongkrak sektor tekstil nasional. Sekaligus memperkuat strategi pembangunan industri 4.0.
Fasilitas tersebut berada di lokasi yang sama dengan Kompleks Grup APRIL di Pangkalan Kerinci, Riau. Dengan total investasi Rp 15 triliun,
lokasi yang berdekatan ini memungkinkan operasi terintegrasi. Pasokan pulp dari hutan tanaman industri milik Grup APRIL, dapat langsung dipasok ke APR untuk produksi viscose rayon. APR dapat memproduksi 240.000 ton serat rayon per tahun.
Peresmian operasional APR ditandai dengan penandatangan prasasti pabrik. Serta, pelepasan kontainer berisi serat rayon yang diekspor ke Turki sebanyak 10.190 ton dan pengiriman ke Jawa Tengah sebesar 12.000 ton.
Sejumlah pejabat turut mendampingi Kepala Negara, yakni Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Provinsi Riau Syamsuar, Chairman dan Pendiri RGE Sukanto Tanoto dan Direktur RGE Anderson Tanoto.
Baca juga: Industri Tekstil masih Prospektif
Dalam peresmian, Presiden Joko Widodo mengapresiasi investasi APR untuk mendukung pengembangan industri teksil nasional. Peran sektor swasta, lanjut dia, sangat berpengaruh dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi, selain stimulus dari pemerintah.
"Jangan sampai industri garmen kita kalah dengan Vietnam. Kita sudah punya bahan baku sendiri, seperti di sini viscose rayon APR. Negara yang cepat, akan mengalahkan yang lambat. Kita ingin menjadi negara yang cepat," pungkas Jokowi, sapaan akrabnya, Jum'at (21/1).
Kehadiran APR sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan investasi bernilai tambah di dalam negeri. Serta, memperkuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional yang tertuang dalam peta jalan revolusi industri 4.0. Selain itu, kehadiran APR diharapkan dapat menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil. Terutama kapas belum bisa dipenuhi dari dalam negeri.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan optimalisasi pemakaian bahan baku tekstil yang berasal dari dalam negeri sangat penting untuk mendongkrak kinerja sektor TPT. Saat ini, Kementerian Perindustrian tengah menjalankan beberapa langkah untuk terus meningkatkan kinerja industri padat karya.
Baca juga: Menperin Komit Jaga Kinerja Industri Tekstil
"Untuk menggenjot daya saing industri TPT, banyak hal yang kami pacu. Salah satunya, memudahkan ketersediaan bahan baku di dalam negeri," tutur Agus.
Direktur APR, Basrie Kamba, mengatakan fasilitas produksi yang baru diresmikan dapat membuka peluang kerja dan kesempatan bagi usaha kecil dan menengah di hulu-hilir industri TPT. "Kami sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas dukungannya melalui peresmian fasilitas baru kami ini," kata Basrie.
Selain Turki, produk APR juga diekspor ke 14 negara, seperti Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Brasil, dan beberapa negara di Eropa. Tak hanya ekspor, produksi APR juga ditujukan memenuhi kebutuhan bahan baku tekstil dalam negeri. Kehadiran APR berpotensi menghasilkan devisa hingga Rp 1,77 triliun per tahun, serta menurunkan ketergantungan bahan baku impor hingga Rp 2,01 triliun per tahun.(OL-11)
Pameran ini jadi momentum bagi para perajin lokal untuk memamerkan produk mereka.
Pavilion Indonesia untuk pertama kalinya hadir dalam Source Fashion, yang merupakan pameran tekstil dan produk tekstil terbesar di Inggris dan Eropa.
Selain membutuhkan ketekunan serta kesabaran, pelaku UMKM juga perlu berkolaborasi dan berinovasi.
Acara di Bandung ini bertujuan untuk menampilkan berbagai pengembangan produk tekstil oleh Sritex dari mulai benang hingga kain
ahun ini menjadi saat yang tepat bagi partai politik (parpol) dan relawannya untuk berbelanja alat peraga kampanye selengkap mungkin
Terdapat 85 buah koleksi kain tenun yang dipamerkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved