Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
HUJAN lebat yang mengguyur pantura mengakibatkan banjir hingga mencapai ketinggian satu meter. Di Pekalongan, Jawa Tengah, ratusan warga mulai mengungsi karena kampung dan rumahnya terendam.
Para pengungsi merupakan warga di Kecamatan Pekalongan Utara dan Timur, Kota Pekalongan. Mereka mulai memadati beberapa titik lokasi pengungsian sejak Minggu (26/1) dini hari. Proses evakuasi pun terus dilakukan dengan menggunakan perahu karet oleh petugas baik dari BPBD, TNI, Polri maupun relawan.
Petugas tampak kewalahan menyusuri perkampungan padat penduduk karena banjir yang berasal dari luapan beberapa sungai tersebut mencapai ketinggian satu meter, sementara banyak warga yang terjebak dalam rumah dengan ketinggian air 50-75 sentimeter.
Hingga jelang siang, ratusan keluarga tampak memadati pengungsian seperti di Gedung Kelurahan Kauman, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan. Pengungsi pun tersebar di beberapa titik lokasi yang cukup aman dari bencana banjir tersebut.
"Saya sudah perintahkan seluruh warga yang terkena banjir dievakuasi ke tempat aman dan instansi terkait. BPBD segera buat dapur umum," kata Wakil Wali Kota Pekslongan Ahmad Afzan Arslan Djunaid.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Pekalongan telah menyediakan posko pengungsian seperti bekas Kelurahan Sampangan, PMI Kota Pekalongan, Kelurahan Kalibaros dan SPBU Baros. Demikian juga logistik untuk pengungsi sudah dikirimkan ke titik-titik lokasi pengungsian.
Baca juga: Banjir Landa Lima Kecamatan di Kabupaten Bandung
Banjir yang melanda Pekalongan ini terbilang cukup besar, terutama terjadi di dua kecamatan Pekalongan Utara dan Pekalongan Timur akibat hujan lebat yang mengguyur sejak sore dan meluapnya Sungai Kupang sekitar pukul 20.30 WIB, Sabtu (25/1).
Guna menghindari korban jiwa, lanjut Afzan, warga yang tinggal di beberapa sungai seperti Sungai Bremi, Kupang dan Banger agar mewaspadai banjir kiriman dari wilayah pegunungan di Kabupaten Pekalongan.
"Tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB pintu air Bendungan Kletak dan Bendungan Asem Siketek dibuka, sehingga air dalam jumlah besar menggelontor melalui sungai yang ada hingga meluap," ungkapnya.
Menurut warga Kauman, Pekalongan, Kartono, air meningkat cepat setelah hujan lebat. Kurang dari dua jam, sungai telah meluap dan merendam permukiman warga.
"Rumah kami terendam hingga 60 sentimeter, sehingga untuk menyelamatkan diri, kami mengungsi," kata Kartono.
Hal senada diungkapkan Yasin, 44, warga Pekalongan Utara, hujan deras sejak sore yang tak lebih dari tiga jam merendam kawasan rumahnya. Ketinggian air pun dengan cepat meningkat, dari hanya 30 sentimeter hingga menjadi satu meter.(OL-5)
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo dan Bumiayu.
Pada pagi cuaca umumnya cerah-berawan, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mengguyur tersebar tidak merata.
Pada 2025 ini, Pemprov Jateng telah memberikan beasiswa bagi anak tidak sekolah (ATS) sebanyak 1.100 anak putus sekolah atau rentan putus sekolah di SMA, SMK dan SLB.
Perempuan yang memiliki warung di Pantai Kertosari tersebut acap menghadapi terjangan air laut yang masuk ke warungnya. Terutama ketika air laut mulai pasang pagi atau siang hari.
Gelombang tinggi di perairan Jawa Tengah juga menjadi ancaman serius terhadap kegiatan pelayaran karena cukup berisiko tinggi.
Pada 2023, sektor manufaktur menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yakni sebesar 34,03%.
Dengan kandungan bioaktif yang telah dibuktikan secara ilmiah, kunyit, temulawak, dan meniran menjadi pilihan alami untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.
Musim hujan bukan halangan untuk diet. Temukan 5 makanan hangat rendah kalori namun bergizi tinggi.
Tips aman berkendara saat musim hujan: jaga keselamatan di jalan! Kurangi risiko kecelakaan, periksa kendaraan, dan waspadalah terhadap aquaplaning. Baca
Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang, Kabupaten Kulon Progo, resmi rampung 100%
Musim hujan sering kali dikaitkan dengan rentetan perubahan suasana hati yang cenderung negatif.
Musim hujan meningkatkan risiko penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved