MEMASUKI musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Jawa Tengah, meminta masyarakat untuk siaga terhadap ancaman bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Guna memantau ketinggian air Sungai Dengkeng, BPBD Klaten pun telah memasang kamera pengawas (CCTV) di tiga titik, masing-masing di Kragilan, Kecamatan Gantiwarno, serta di Paseban dan Talang, Kecamatan Bayat.
"Bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang di musim hujan menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai, sebagai upaya pengurangan risiko bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Klaten Sip Anwar, Jumat (6/12).
Pada musim penghujan, menurut Sip Anwar, bencana banjir mengancam 11 wilayah kecamatan di Klaten. Banjir akibat luapan beberapa sungai, antara lain Bengawan Solo, Sungai Dengkeng, dan anak-anak Sungai Dengkeng.
Wilayah rawan banjir tersebut, yaitu Prambanan, Gantiwarno, Jogonalan, Wedi, Kalikotes, Bayat, Pedan, Cawas, Trucuk, Karangdowo, dan Juwiring. Banjir disebabkan tanggul jebol, sedimentasi, dan pintu air tidak berfungsi optimal.
Ancaman bencana tanah bergerak dan longsor pun perlu diantisipasi, utamanya warga Desa Sekarbolo di Kecamatan Wedi, Desa Krikilan di
Kecamatan Bayat, Desa Burikan di Kecamatan Cawas, dan Desa Ngandong di Kecamatan Gantiwarno.
Selain itu, ancaman bencana angin kencang berpotensi terjadi di semua wilayah Kabupaten Klaten. Seperti kejadian angin kencang, Selasa (3/12) lalu, rumah warga di beberapa kecamatan rusak akibat diterjang bencana alam tersebut.
''Untuk antisipasi bencana di musim hujan ini, BPBD Klaten telah menyusun kontijensi dan menyiapkan peralatan kebencanaan, seperti perahu karet, gergaji mesin, dan logistik. Termasuk pembentukan posko bencana,'' pungkasnya. (OL-11)