Bom Medan bukan Aksi Lone Wolf

Tri Subarkah
19/11/2019 08:20
Bom Medan bukan Aksi Lone Wolf
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo(MI/Susanto)

RABBIAL Muslim Nasution diduga bukan pelaku tunggal atau lone wolf dari aksi peledakan bom yang terjadi di Kantor Polrestabes Medan, Rabu (13/11) lalu. Hasil investigasi lebih lanjut mementahkan dugaan awal yang sempat dikemukakan pihak kepolisian pascaserangan itu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo memastikan bahwa serangan bom di Polrestabes Medan merupakan society bomber. Hal itu disimpulkan setelah polisi melakukan proses investigasi terhadap para tersangka yang telah ditangkap.

"Kemarin kita sampaikan bahwa Polri, berdasarkan hasil pemeriksaan dugaan sementara dari fakta yang ditemukan, pelaku ini (Rabbial) melakukan serangan tunggal. Dalam proses investigasi, pemeriksaan terhadap beberapa orang terdekat tersangka itu baru terungkap siapa-siapa yang berperan untuk siapkan saudara RMN itu melakukan society bomber," ungkap Dedi di Mabes Polri, kemarin.

Menurut Dedi, Tim Densus 88 Antiteror dan jajaran kepolisian daerah setidaknya menangkap 46 orang dan ditetapkan sebagai tersangka pascaserangan bom bunuh diri di Kantor Polrestabes Medan. Mereka ditangkap di sejumlah wilayah dari Sumatra, Jawa, hingga Kalimantan.

Dari ke-46 orang itu, 23 tersangka ditindak di Sumatra Utara dan Aceh. "Ini yang memiliki keterkaitan langsung dengan jaringan JAD dengan amirnya ialah saudara Y (Yasir)," sebut Dedi.

Dari jumlah tersebut, polisi masih memeriksa 20 orang. Hal itu diketahui setelah tiga orang dinyatakan tewas. Ketiganya ialah Rabbial dan dua perakit bom yang dibawa Rabbial, yaitu NP dan K.

"Bom itu dirakit orang-orang yang meninggal dunia (NP dan K). Orang yang meninggal itu memiliki kemampuan merakit bom dan mengetahui ransel yang digunakan untuk melakukan bom bunuh diri," terang Dedi.

Menurut Dedi, keduanya terpaksa ditembak karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.

 

Dimusnahkan

Dalam kesempatan terpisah, Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri  bersama dengan pasukan Gegana Polda Sumut, kemarin sore, dilaporkan telah memusnahkan dua peledak rakitan hasil sitaan dari para tersangka teroris terkait dengan bom di Polrestabes Medan.

Pemusnahan dilakukan di tengah lahan kebun tebu PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II di Jalan Sei Bederah Jatian, Dusun 20, Desa Kelumpang Kebon, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang.

MI/Widjajadi

Densus 88 Gelar Serangkaian Penangkapan 7 Terduga Teroris Pasca Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan.

 

Menurut Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto, barang bukti yang dimusnahkan ialah jenis bom yang berdaya ledak rendah.

"Bom-bom itu tergolong berdaya ledak rendah atau low explosive," ujar Agus, kemarin.

Kapolda menjelaskan kedua bom merupakan barang bukti milik tersangka bernama Anto. Barang bukti itu disita dari tambak ikan yang berada di daerah Sicanang, Belawan, Kota Medan, pada Jumat (15/11).

Selain menyelidiki dan memusnahkan barang bukti, Tim Densus 88 Antiteror juga melakukan serangkaian penangkapan jaringan terduga teroris  di seluruh wilayah Tanah Air. Di Solo Raya, Tim Densus 88 menangkap tujuh terduga teroris. Di Kampung Sidodadi RT 005/RW 01, Kelurahan Pajang, Solo, seorang yang dikenal masyarakat sebagai ustaz ditangkap.

"JM ditangkap saat menuju masjid," ungkap Ketua RW 01 Pajang, Danang Prawironoto, yang diminta menjadi saksi penggeledahan rumah JM, kemarin. (YP/WJ/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya