Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
KEBAKARAN hutan dan lahan di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur terus menurun dalam dua minggu terakhir. Kepala UPT Kesatuan Pengelola Hutan wilayah Kabupaten Flores Timur, Vinsensius Florianus Keladu, saat dikonfirmasi Selasa (8/10), mengakui dari data titik api pantauan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), titik api terus menurun dalam sebulan terakhir.
"Dari pengamatan kami berdasarkan data Lapan dalam bulan ini atau beberapa hari terakhir ini tidak terpantau titik api. Bahkan dua minggu terakhir ini titik api cenderung menurun. Jika pada Agustus sekitar 20 titik api yang terpantau, pada September sekitar belasan titik api yang terpantau di Gunung Ile Mandiri dan Gunung Lewotobi. Sedangkan sejak akhir September hingga Oktober ini titik api mulai menurun dan tidak terlihat lagi. Justru yang terlihat kemarin adalah titik api dari Kabupaten Sikka yang akhirnya merambat ke wilayah perbatasan Flotim," kata Vinsensius.
Meski jumlah titik api menurun, petugas tetap mengintensifkan pemantauan dan mengimbau warga tidak membakar lahan.
"Sebab Oktober ini merupakan puncak musim kemarau. Aktivitas membuka kebun baru juga banyak dilakukan pada bulan ini. Jadi kami selalu mengimbau warga agar tidak membakar jika ingin membuka lahan baru," lanjut Vinsensius.
baca juga: Wakapolda: Keamanan Semua Ibukota Kabupaten di Papua Terjamin
Beberapa bulan lalu, bupati Flores Timur telah mengeluarkan surat imbauan kepada setiap kepala desa hingga kecamatan untuk merespons cepat upaya pemadaman karhutla bila menemukan titik api. Selain itu sosialisasi terus digalakkan dengan pemasangan papan pengumuman dan baliho yang memuat pesan imbauan tidak membakar hutan dan lahan. (OL-3)
Sebagai negara dengan area hutan yang didominasi oleh lahan gambut, komitmen pemerintah dalam melakukan upaya pencegahan dan mitigasi karhutla dinilai masih harus terus ditingkatkan.
Berdasarkan informasi, bibit kelapa sawit yang ditanami telah mencapai seluas 1 hektare (ha) di lokasi karhutla yang menghanguskan sekitar 50 ha lahan gambut.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Jambi selama 10 hari, sejak 10 hingga 19 Agustus 2025.
BNPB mencatat luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di enam provinsi prioritas tahun ini relatif kecil, hanya sekitar 3.000 hektare
Sejumlah langkah strategis yang dilaksanakan oleh Polri, TNI, BNPB, BMKG, instansi terkait, relawan dan elemen masyarakat, khususnya di Kalbar sudah berjalan baik dan kompak.
PEMERINTAH memastikan penegakan hukum menjadi instrumen utama dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seiring meningkatnya potensi kebakaran di berbagai wilayah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved