Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Modifikasi Cuaca Kurangi Titik Api

Golda Eksa
25/9/2019 08:20
Modifikasi Cuaca Kurangi Titik Api
Menko Polhukam Wiranto (kanan) mendampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) memberikan keterangan pers di Kemenko Polhukam.(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

MENTERI Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengemukakan teknologi modifikasi cuaca terbukti mampu mengurangi jumlah titik api yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sejauh ini semua pihak terkait bekerja ekstra untuk mengatasi persoalan tersebut.

Menurut dia, pada 22 September terdeteksi 3.869 titik api. Sehari kemudian berkurang menjadi 3.322 titik.

"Sementara hari ini tinggal 1.129 titik api," ujar Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, kemarin.

Provinsi Riau menjadi wilayah yang paling banyak penurunan dan kini tinggal 84 titik api saja. Begitu pula dengan Sumatra Selatan yang menyisakan 165 titik, Jambi 130 titik, Kalimantan Tengah 475 titik, Kalimantan Barat 39 titik, Kalimantan Selatan 61 titik, dan Kalimantan Timur 175 titik.

"Dari hasil pantauan lapangan, ini sebenarnya total 1.129 per tanggal 24 September, sudah satu perkembangan menggembirakan, trennya terus menurun. Mudah-mudahan keberhasilan hujan buatan ini terus berlanjut, disusul hujan dan dalam waktu sangat singkat titik api mulai berkurang dan habis," jelas Wiranto.

Hal senada disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Menurut dia, teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menangani kasus karhutla dilaksanakan tim BMKG, BNPB, BPPT, dan TNI.

Mantan Kepala Staf TNI-AU itu menambahkan, terhitung 22 September hingga satu pekan ke depan bakal datang angin bermuatan air dari arah tenggara, tepatnya dari Australia menuju barat daya dan barat laut, lalu melewati Sumatra.

Kemudian angin dari tenggara bertemu dengan angin timur laut dari Filipina dan bertemu di atas Kalimantan Barat. Selanjutnya, dari Kalbar menuju ke barat daya dan barat laut sehingga terbentuk potensi awan yang disebut kumulus atau awan mengandung air.

"Ini kesempatan bagi kita untuk bisa menurunkan hujan dari awan yang berpotensi membawa uap air. Oleh karena itu, TNI langsung menempatkan beberapa alutsista di Pekanbaru dan Kalbar," pungkasnya.

Terpisah, Direktur Penanganan Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles B Panjaitan menuturkan kebakaran kecil masih terjadi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

"Luasannya bervariasi. Ada yang 0,25 hektare dan 2 hektare. Di Kali-mantan Selatan 4 titik seluas 5 hektare dan sudah dilakukan pemadaman," ujar Raffles dalam acara temu media terkait dengan penanganan karhutla, di Jakarta, kemarin.

ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Prajurit TNI dan anggota Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berusaha memadamkan kebakaran lahan gambut di Kabupaten Kampar, Riau, kemarin.

 

Di Jambi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Mo-nardo mengusulkan agar pemerintah menerbitkan inpres soal kewajiban pemerintah daerah untuk menyusun rencana darurat terkait potensi kebencanaan, termasuk karhutla.

 

Tersangka karhutla

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya telah menetapkan lima korporasi lagi sebagai tersangka karhutla di Lampung.

Kini, sebanyak 14 korperasi telah ditetapkan sebagai dalang kebakaran hutan dan lahan. Adapun untuk tersangka perorangan bertambah dari 296 menjadi 323 orang dalam 284 kasus karhutla.

"Terbaru, Polda Lampung 5 kasus dengan jumlah tersangka korporasi ada 5 perusahaan dan tersangka perorangan tidak ada," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kemarin.

Polri juga telah menyegel beberapa perusahaan yang jumlahnya masih belum disebutkan. Seluruh perusahaan itu berpotensi menjadi tersangka kasus karhutla. (Fer/Ind/SL/YH/PS/MY/LD/BB/BK/HS/DW/WJ/RF/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya