Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
RIBUAN mahasiswa se Kota Tasikmalaya, menggelar aksi di halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Selasa (24/9). Selain menggelar aksi, mereka juga merusak gapura di kompleks DPRD.
Koordinator aksi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tasikmalaya, Fikri Zulfikar mengatakan, aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut tergabung dalam aliansi peduli petani berkaitan dengan Undang-undang no 19 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani.
"Banyak petani bukannya diberdayakan tapi mereka malah diperdaya, karena sekarang ini banyak lahan pertanian semakin tergerus dan menjamurnya perumahan. Hingga mereka telah menderita atas pembangunan yang selama ini dilakukan pemerintah daerah," kata Fikri, Selasa (24/9).
Dalam demo itu, mereka menuntut agar terbentuk regulasi terkait kepastian dan stabilitas harga pasar, termasuk menangani para tengkulak. Sementara Sekretaris DPRD Kota Tasikmalaya Oslan Haerul Falah menyayangkan aksi unjuk rasa mahasiswa dilakukan dengan cara anarkis. Ia menyayangkan adanya aksi perusakan gapura DPRD.
baca juga: Indonesia Ekspor Daging Ayam dan Olahan ke Timor Leste
"Kami sangat menyayangkan aksi mahasiswa yang melakukan unjuk rasa tersebut, karena sampai gapura roboh dan kaca paripurna juga pecah. Saya meminta mereka harus bertanggung jawab atas kerusakan tersebut. Pembangunan itu dibiayai anggaran sebesar Rp15 juta. Tetapi untuk kaca yang pecah masih kita hitung," paparnya. (OL-3)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved