Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Korban Tewas di NTT akibat Rabies Bertambah

Palce Amalo
23/9/2019 10:40
Korban Tewas di NTT akibat Rabies Bertambah
Pemerhati rabies dari Rumah Sakit TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, dokter Asep Purnama(MI/Palce Amalo)

JUMLAH korban meninggal akibat gigitan anjing rabies di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah.

Kemarin, seorang pemuda bernama Rudi, 18, asal Kabupaten Ende, dilaporkan meninggal setelah digigit anjing rabies dua bulan lalu. Menurut catatan, dia menjadi korban meninggal ketiga dalam September 2019.

"Berdasarkan penuturan pihak keluarga dua bulan lalu, Rudi digigit anjing di bagian punggung. Sayangnya dia tidak meminta pertolongan di fasilitas kesehatan yang ada di sana," kata pemerhati rabies dari Rumah Sakit TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, dokter Asep Purnama.

Karena tidak mendatangi fasilitas kesehatan, kata Asep, praktis korban tidak mendapat penanganan pascagigitan hewan penular rabies (HPR) dengan tepat. Beberapa hari sebelum meninggal, Rudi dilarikan ke Rumah Sakit Santo Antonius di Desa Jopu, Kecamatan Wolowaru, Ende.

Di sanalah baru diketahui Rudi menderita rabies. 'Selanjutnya keluarga korban meminta pulang atas keinginan sendiri karena melihat perkembangan Rudi yang tidak kunjung membaik," terang Asep.

Menurutnya, virus rabies masuk ke Flores pada 1997. Hingga kini, virus tersebut telah menelan ratusan korban jiwa. "Kematian para korban terjadi akibat keganasan virus rabies. Hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan menurun, apalagi menghilang," urainya.

Sebelumnya, seorang pria berusia 67 tahun di Bajawa, Kabupaten Ngada, juga dilaporkan meninggal karena rabies. Di awal September 2019, seorang anak berusia 12 tahun meninggal di Manggarai Timur, juga akibat digigit anjing rabies.

Sebagai informasi, rabies atau dikenal dengan istilah 'anjing gila' ialah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Penyakit tersebut tergolong sangat berbahaya karena berpotensi besar menyebabkan kematian.

Pada 2017, di Indonesia terdapat sekitar 25 ribu  kasus gigitan hewan penular rabies yang diberi vaksin antirabies. Namun, 90 di antaranya meninggal. Kasus meninggal terbanyak terdapat di Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan. (PO/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya