Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Dana Desa Topang Kemajemukan

Lilik Darmawan
04/9/2019 10:35
Dana Desa Topang Kemajemukan
Sedekah bumi yang berlangsung di Desa Banjarpanepen, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (2/9).(MI/Lilik Darmawan)

KERUKUNAN umat beragama di Desa Banjarpanepen, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), dijadikan magnet untuk mendatangkan wisatawan. Desa setempat juga mulai mengembangkan wisata alam, di antaranya Watu Jonggol dan Kali Cawang.

Kepala Desa Banjarpanepen Mujiono mengatakan, tahun ini pihaknya mendapatkan dana desa Rp1,1 miliar. Selain untuk infrastruktur jalan karena desa ini terpencil di pegunungan, dana tersebut juga dialokasikan untuk pembangunan agama.

"Sebab Desa Banjarpanepen merupakan miniatur Indonesia. Di sini ada empat kepercayaan yang berkembang, yakni Islam, Kristen, Buddha, dan Penghayat Kepercayaan. Semuanya hidup damai dan inilah yang akan kami jadikan daya tarik wisata untuk orang luar," jelas Mujiono di sela-sela Sedekah Bumi yang diselenggarakan di desa setempat, Senin (2/9).

Menurutnya, selain itu, desa setempat juga mengembangkan wisata desa, di antaranya Watu Jonggol dan Kali Cawang. Pengembangan wisata desa memperoleh anggaran dengan tujuan agar ekonomi masyarakat meningkat, pengangguran berkurang, dan desa memiliki pendapatan asli daerah (PAD).

Camat Sumpiuh Abdul Kudus menambahkan, di wilayahnya, salah satu desa yang berhasil berkembang ialah Banjarpanepen. "Meski Banjarpanepen merupakan desa yang terpencil dan berada di perbukitan, pemerintah desanya kreatif. Ada sejumlah wisata yang telah dikembangkan, di antaranya adalah Kali Cawang dan Watu Jonggol," tuturnya.

Bahkan, ada investor yang masuk desa dengan membangun Taman Wisata Sentana. Menurutnya, hal itu sangat positif bagi desa dan warganya, antara lain untuk meningkatkan PAD dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Daun lontar

Sementara itu, kondisi ekonomi warga Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, kini terbilang lebih maju bila dibandingkan dengan lima tahun lalu. Hal itu berkat keberadaan empat kelompok usaha yang mengembangkan kreativitas masyarakat berupa kerajinan tangan anyaman daun lontar dan kuliner khas Labuan Bajo. Keempat kelompok usaha tersebut, yakni Ca Nai, Satu Rumpun, Maju Bersama, dan kelompok Usaha Kita.

Kepala Desa Gorontalo Vincent Obin mengatakan, kerajinan anyaman daun lontar yang dibentuk menjadi tas, keranjang, topi, dan benda lain hasil karya warga itu kini dipasarkan melalui hotel dan toko kerajinan sehingga hasilnya dapat meningkatkan ekonomi warga.

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Agam meraih penghargaan sebagai daerah terbaik pertama se-wilayah kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bukittinggi, Sumatra Barat, dalam Kinerja Pelaksanaan Anggaran DAK Fisik semester I 2019. Selain itu, Kabupaten Agam juga menerima penghargaan sebagai Terbaik I Pelaksanaan Anggaran Dana Desa semester I 2019.

Kedua penghargaan tersebut diterima Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Agam Hendri G dari Kakanwil Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu Padang, beberapa waktu lalu.

Hendri menjelaskan, kedua penghargaan tersebut diraih atas penyerapan anggaran DAK fisik tinggi dan pencairan dana desa ke rekening pemerintahan Nagari tidak lebih dari tujuh hari setelah dana desa diterima dari kas umum negara, serta pelaporan yang tepat waktu. (YH/JL/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik