Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Berharap Air Langit Padamkan Api

SL/DW/RK/FB/RF/LN/N-2
27/8/2019 05:00
Berharap Air Langit Padamkan Api
Umat muslim menunaikan salat Istisqa (minta hujan) di lapangan Kantor Gubernur Jambi.(ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

DI tengah perjuangan memadamkan api akibat kebakaran hutan dan lahan, sejumlah kepala daerah meng­ajak warganya sumarah ke gusti Allah. Di Jambi, dalam sepekan terakhir, doa-doa massal terus dilakukan sambung-menyambung.

Hasilnya, Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Sore kemarin, hujan deras mengguyur Kabupaten Batanghari dan Kota Jambi. Hujan di tengah musim kemarau itu disambut warga dengan keluar dari rumah dan terus-menerus mengucap syukur.

“Alhamdulillah, lumayan lebat. Semoga kebakaran lahan dan kabut asap segera sirna dari Jambi,” ungkap Hariyadi, warga Telanipura, Kota Jambi.

Gubernur Jambi, H Fachrori Umar, mengaku terus mengimbau warganya untuk menggelar doa bersama dan salat istiqa. “Hujan akan sangat membantu perjuang­an Tim Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan yang telah berjuang tanpa kenal lelah, bahkan mengorbankan nyawa untuk memadamkan api,” tandasnya.

Lantunan dan jeritan doa juga dilakukan kepala daerah dan warga Sumatra Selatan. Hari ini (Selasa, 27/8), salat minta hujan digelar dengan melibatkan seluruh pejabat, aparatur sipil negara, staf pemerintah provinsi, ulama, dan masyarakat.

“Saya juga minta para bupati dan wali kota menggelar salat istisqa bersama ulama, pemimpin ormas, imam masjid, santri pondok pesan­tren, dan masyarakat,” kata Gubernur Herman Deru.

Ia mengakui, kekeringan telah menimbulkan dampak serius. Selain kebakaran lahan dan kabut asap, lahan pertanian juga mulai terancam.

Selain bergiat memadamkan api, aparat keamanan di Jambi juga berhasil meringkus 10 pelaku pembakaran hutan. Polda Jambi mengidentifikasi mereka sebagai warga dan petani yang membakar lahan untuk pertanian dan perkebunan.

Sementara itu, dari Riau, Komandan Manggala Agni Daops Pekanbaru, Edwin Putra, menyatakan kebakaran masih terjadi di bawah permukaan tanah gambut sedalam 1 meter-3 meter. “Sejumlah lokasi kebakaran bisa dipadamkan, tapi kebakaran di bawah permukaan sangat sulit dihentikan.”

Api yang sulit dikendalikan juga menyebabkan 2 hektare tanaman jati dan jambu mete milik warga Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, hangus. (SL/DW/RK/FB/RF/LN/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik