Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kang Emil Imbau Nelayan tak Jual Ikan yang Terpapar Limbah Minyak

Cikwan Suwandi
07/8/2019 19:25
Kang Emil Imbau Nelayan tak Jual Ikan yang Terpapar Limbah Minyak
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) berdialog bersama warga yang mengumpulkan ceceran tumpahan minyak mentah saat meninjau lokasi(ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

GUBERNUR Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengimbau nelayan terdampak kebocoran untuk tidak menjual hasil tangkapnya terlebih dahulu kepada masyarakat. Ia khawatir ikan-ikan hasil tangkap nelayan tersebut terpapar pencemaran minyak mentah dari bocoran gelembung gas di proyek YYA-1 di Lapangan YY, area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ).

"Nelayan saya imbau karena nanti akan digantirugi,jangan melakukan tindakan yang nanti akan merugikan bagi (masyarakat) yang tidak tahu dengan menjual ikan-ikan yang terkena oleh limbah," kata Kang Emil saat melakukan kunjungan di Desa Cemarajaya, Cibuaya, Karawang, Rabu (7/8).

Baca juga: Harimau Sumatra Berkeliaran di Ladang Minyak Chevron Minas

Emil meminta agar persoalan kebocoran gelembung tersebut bisa diselesaikan dalam waktu 10 hingga 14 hari ke depan.

"Insya Allah kurang lebih dalam 10 sampai 14 hari ke depan akan selesai. Jadi warga jangan khawatir," katanya.

Ia juga memastikan Pertamina akan memberikan ganti rugi dan kompensasi untuk para nelayan, petambak ikan, udang dan garam serta buruh pengepul ikan serta perbaikan lingkungan harus dilakukan Pertamina.

Seperti diakui nelayan Desa Sungaibuntu, Darmin, saat melakukan panen ikan tembang, pihaknya mengakui jika ikan-ikan yang mereka tangkap sedikit berbau minyak. "Kalau begini memang tidak kerasa. Tapi kalau uda digoreng, biasanya bau seperti solar," kata Darmin.

Sementara itu, Manager KUD Mina Karya Makmur, Asep Joy, mengaku karena kejadian Pertamina nelayan sangat dirugikan. Pasalnya, hasil tangkap ikan di wilayahnya menurun drastis dari 3-4 ton perhari hanya 1 ton perhari.

Musim-musim saat ini, banyak ikan di perairan dangkal. Namun sayang, perairan dangkal tengah tercemar. Sehingga nelayan melaut ke wilayah perairan yang lebih dalam, alhasil tangkapannya lebih sedikit.

"Bahkan ada sekitar 5 kelompok nelayan yang sudah tidak melaut hampir satu bulan karena jaring mereka rusak terkena minyak dari Pertamina," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya