Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
FAKTOR alam, khususnya aktivitas endogen seperti pergerakan tanah, diduga kuat menjadi penyebab kebocoran pipa. Hal itu mengakibatkan tumpahan minyak milik PT Vale Indonesia Tbk di Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Kesimpulan awal ini disampaikan Tim Disaster Risk Reduction Center (DRRC) atau Pusat Pengurangan Risiko Bencana (PRRB) Universitas Indonesia (UI), yang terjun ke lapangan untuk memeriksa kondisi terkini.
Kepala DRRC UI, Prof Fatma Lestari menyebutkan, investigasi awal ini berfokus pada pemeriksaan titik kebocoran pipa, analisis penyebab, serta identifikasi dampak lingkungan langsung. Selain itu investigasi ini juga mengidentifikasi potensial sebagai langkah mitigasi.
Tim di lapangan melakukan beberapa kegiatan, seperti memeriksa titik pipa yang mengalami kebocoran dan menganalisis penyebabnya. Mereka juga meninjau dampak lingkungan yang muncul secara langsung serta mengukur potensi dampak lebih lanjut sebagai langkah mitigasi.
Hipotesis awal ini didasarkan pada hasil temuan studi awal (preliminary study) tim DRRC UI terhadap titik kerusakan pipa yang menunjukkan faktor tekanan eksternal atau external stress berupa bending yang dapat disebabkan karena faktor endogen.
"Fokus utama tim di lapangan adalah melakukan pencegahan dan penanggulangan dampak lingkungan tumpahan minyak," sebut Prof Fatma Lestari.
Aspek pencegahan dilakukan melalui analisis lengkap potensi bahaya dari segi kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) pengoperasian pemindahan BBM melalui pipa dalam tanah.
Potensi bahaya dan aspek K3L tersebut telah diterapkan pipeline risk management untuk memastikan keselamatan pengoperasian pipa dan mencegah risiko kebocoran.
Aspek penanggulangan telah dilakukan melalui pendekatan berbasis komunitas dengan mengedepankan sinergi dan koordinasi antar pemangku kepentingan yang terdiri dari aspek masyarakat, perusahaan, pihak berwajib dan Pemerintah daerah untuk membantu mengawasi, melaporkan, menangani dan memulihkan tumpahan minyak yang ada di lingkungan.
Hal tersebut telah diwujudkan dalam bentuk Pembentukan Tim Terpadu dan pembukaan Pusat Pengaduan dan Informasi yang diorganisasi oleh PT Vale Indonesia Tbk.
Tim Terpadu tersebut terdiri dari unsur Masyarakat, Pemerintah Kabupaten, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Terkait, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, aparat Kepolisian dan TNI.
Saat ini, Tim DRRC UI terus berkolaborasi bersama PT Vale Indonesia Tbk dan Tim Terpadu secara bahu membahu untuk menanggulangi kebocoran minyak, mencegah perluasan kebocoran dan melakukan pemulihan kerusakan.
Terkait penyebab kebocoran, investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui akar permasalahan saat ini terus dilakukan sehingga menjadi peluang pembelajaran untuk mencegah kejadian serupa agar tidak berulang kembali di masa datang.
Sebagai mitra akademis, DRRC UI berkomitmen memberikan masukan berbasis sains dan best practices sesuai standar nasional dan internasional, agar dampak tumpahan minyak tidak meluas menggunakan pendekatan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat disertai upaya pemulihan lingkungan.
Diharapkan upaya tersebut juga dapat meningkatkan ketahanan kualitas lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat dan pemanfaatan potensi alam secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
Peristiwa ini adalah pelajaran penting. Melalui kolaborasi antara industri, akademisi, pemerintah, dan masyarakat sipil, kita wujudkan sistem Emergency Response & Crisis Management (ERCM) serta Business Continuity Management System(BCMS) yang lebih kuat, demi menjaga keselamatan, kesehatan masyarakat, perlindungan lingkungan, dan keberlanjutan pemanfaatan potensi lingkungan secara berkelanjutan.
Head of External Relations PT Vale Indonesia Tbk, Endra Kusuma menegaskan, berkomitmen untuk memastikan penanganan cepat, transparan, dan bertanggung jawab, dengan tujuan utama memulihkan kondisi masyarakat dan lingkungan.
Bagi PT Vale, insiden ini menegaskan kembali bahwa keberlanjutan bisnis tidak terlepas dari manusia dan lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan menjadi bukti bahwa pemulihan bukan hanya sebuah proses teknis, melainkan perjalanan bersama untuk menjaga kehidupan dan alam di Luwu Timur.
"Kami menyadari bahwa masih ada banyak pertanyaan yang belum dapat dijawab sepenuhnya saat ini. Namun, kami berkomitmen untuk menyampaikan perkembangan secara terbuka dan tepat waktu. Semua langkah kami akan berfokus pada keselamatan warga, pemulihan lingkungan, dan keberlanjutan kehidupan masyarakat Towuti," tukas Endra. (Z-2)
Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Bernardus Irmanto, turun langsung memimpin penanganan kebocoran pipa minyak di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur .
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menegaskan PT Vale Indonesia harus bertanggungjawab atas kebocoran pipa di Luwu Timur.
DARI yang awalnya dibuang kini menjadi investasi fantastis.
NAMA Limoloka yang terdiri dari Limo berarti bijih nikel laterit, dan Loka adalah tempat hidup dalam bahasa Sansekerta.
INDUSTRI nikel Sulawesi Selatan tengah menghadapi tekanan berat akibat penurunan ekspor hingga 20,94%.
TUMPAHAN minyak di sekitar areal Pelabuhan Laut Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menghawatirkan.
Penjaga Pantai Filipina mempersiapkan penempatan penghalang terapung dan selang penyedot untuk menangani tumpahan minyak dan mencegahnya mencapai ibu kota, Manila.
Sebuah video yang viral di media sosial pada hari Sabtu (27/4) menunjukkan tumpahan minyak mentah, terutama Crude Palm Oil (CPO), yang mengapung di Sungai Cempaga, Kalimantan Tengah.
Fokus utama dalam kegiatan Marpolex ini adalah latihan menguji dan mengevaluasi prosedur penanggulangan tumpahan minyak dalam skala lokal, regional, dan nasional.
Insiden tumpahan minyak yang terjadi belasan tahun lalu, mengakibatkan dampak serius terhadap lingkungan, ekologi, hingga kesehatan di wilayah pesisir dan laut Timor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved