Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemerintah Prioritaskan Bangun Embung Baru

Irvan Sihombing
30/7/2019 19:05
Pemerintah Prioritaskan Bangun Embung Baru
Embung(Dok MI)

KABUPATEN Samosir, Provinsi Sumatra Utara, telah memiliki lima embung. Namun, pemerintah pusat menilai jumlah tersebut belum cukup sehingga harus ditambah untuk memenuhi kebutuhan air dan meningkatkan volume hasil pertanian.

Kemajuan Samosir tengah mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Apalagi, Danau Toba yang mengelilingi Pulau Samosir masuk dalam empat kawasan pariwisata super prioritas yang akan dikebut pembangunannya.

Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan pihaknya siap membangun dan menambah embung dengan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Samosir.

"Bapak Bupati (Rapidin Simbolon) bilang itu harus didesain dulu, kami siap. Yang didukung jadi salah satu prioritas," kata Jarot di Tano Ponggol, Pangururan, Samosir, Sumatra Utara, Selasa (30/7).

Lima embung yang sudah selesai dibangun ialah Pea Rihit, Pea Parsinagaan, Pea Roba, Aek Natonang, dan Hairi Gorat. Pea Rihit selesai dibangun pada 2017. Embung ini memiliki daya tampung 35 ribu m3. Pemanfaatannya untuk irigasi seluas 200 hektare.

Pembangunan Pea Parsinagaan rampung pada 2018. Embung ini memiliki volume tampung yang lebih banyak, yaitu 45 ribu m3 untuk irigasi seluas 250 hektare.

Embung yang lebih dulu rampung pada 2016 ialah Hairi Gorat dan Aek Natonang. Aek Natonang memiliki volume tampung paling besar yakni 100 ribu m3 untuk irigasi seluas 300 hektare, sedangkan Hairi Gorat memiliki volume tampung 30 ribu m3 untuk pemanfaatan irigasi seluas 150 hektare.

Adapun Embung Pea Roba selesai pada 2017 dan bisa dijadikan sarana irigasi seluas 150 hektare dengan volume tampung 30 ribu meter3.

Jarot menambahkan, penambahan dan pembangunan embung bisa saja dipercepat jika pemerintah kabupaten ikut melakukan akselerasi dalam pembebasan lahan.

"Sekarang begini, kita enggak bisa bergerak sendiri kan. Karena embung kan terkait pembebasan lahan, kalau kata Bupati ini tanah bebas ya baru kita bisa turun," tuturnya.

Kepala Balai Wilayah Sumatera II Roy Pardede menambahkan, kondisi geografis Samosir yang terletak di pegunungan membuat daerah ini kerap mengalami kesulitan air. Embung adalah salah satu strategi pemerintah dalam penyediaan air di pedalaman.

"Ya harus ditambah lagi. Kalau kita lihat sebarannya yang ada di sini kita tahu kan banyak perkampungan dan kecamatan yang ada. Jadi perlu juga dibangun embung utamanya di daerah pedalaman. Tahu kan Samosir ini bentuknya gunung. Di sini datar di sini pegunungan, susah air kalau keberadaannya di tengah," ujar Pardede.

Ia menambahkan studi investigasi dan desain (SID) untuk menambah embung baru sedang dikerjakan. "Saat ini sedang dilakukan SID. Selain yang di Pulau Samosir, penambahan embung di Kabupaten Samosir juga perlu dilakukan untuk daerah-daerah yang terletak di Pulau Sumatra," lanjut dia.

Selama empat tahun, yakni 2015–2018, jumlah embung yang dibangun telah mencapai 949 buah. Pada tahun ini akan dibangun 104 embung yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sehingga total terbangun hingga 2019 sejumlah 1.053 embung.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penyediaan sarana dan prasarana air untuk dilakukan demi ketahanan air dan kedaulatan pangan.

“Di beberapa daerah masih terdapat masyarakat yang masih kesulitan memperoleh air bersih. Realitas seperti ini menjadi perhatian Kementerian PUPR agar selalu berupaya menyediakan infrastruktur salah satunya melalui pembangunan embung,” ucap Basuki beberapa waktu lalu. (P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya