Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
MUSIM kemarau yang melanda Kalimantan Tengah sejak dua bulan ini, dibarengi dengan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat ini mulai berdampak sudah mulai dirasakan masyakarat. Saat ini para pemilik kapal barang yang melayani rute ke pedalaman Kalteng mengeluhkan sulitnya untuk melakukan perjalanan karena debit air sungai yang mulai dangkal.
Rifhansyah, 55 seorang pemilik (jurangan) kapal barang yang melayani rute dari Palangka Raya ke sejumlah desa di pedalaman Kabupaten Gunung Mas mengaku di musim kemarau seperti sekarang ini, mengaku kesulitan untuk melakukan pelayaran. Saat ditemui di Pelabuhan Rambang, Palangka Raya, Selasa (30/7) ia mengaku kurangnya debit air seperti saat sekarang ini menyulitkan kapal untuk berlayar.
"Kalaupun harus dipaksakan maka kita tidak bisa mengangkut banyak barang karena takut kapal akan kandas di sungai," ujar Rifhansyah, saat ditemui di Pelabuhan Rambang, Palangka Raya, Selasa (30/7).
Kondisi ini ditambah lagi dengan banyaknya para penambang emas di sejumlah sungai Kalteng dan membuang limbahnya berupa pasir ke tengah sungai dan berakibat terjadinya pendangkalan. Saat ini kata Rifhansyah, dalam seminggu kapal miliknya hanya melakukan satu kali perjalanan (trip) karena memang sepi orderan.
"Itu pun kadang kita tidak berangkat karena sepi orderan," katanya.
Selain debit air yang surut, masalah yang dihadapi para pemilik kapal adalah berkurangnya para pemilik barang untuk mengirimkan barang milik mereka melalui jalur sungai.
baca juga:
Dermaga pelabuhan Rambang, Palangka Raya ini merupakan dermaga tertua dan sudah ada sejak provinsi ini berdiri. Dermaga yang terletak dibantaran Sungai Kahayan itu sekitar tahun 1970-1990 merupakan jalur utama yang menghubungkan Palangka dengan sejumlah kota di Kalteng, termasuk Banjarmasin (Kalsel). Namun sejak akses jalan darat terbuka lebar, dermaga ini menjadi terbengkalai dan terkesan kumuh kondisinya.
(OL-3)
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved