Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Sahabat Warga di Pulau Terpencil

Teguh Nirwahyudi [email protected]
30/7/2019 05:20
 Sahabat Warga di Pulau Terpencil
KISAH SUKSES: Ahmad Makadau (kanan) dan Kornelius Dagut menjadi kepanjangan tangan bank bagi warga di daerah terpencil(MI/TEGUH NIRWAHYUDI)

KORNELIUS Dagut, Ahmad Makadau, dan Mulfiati tidak pernah membayangkan kini mampu menafkahi keluarga mereka secara berkecukupan. Lima tahun silam, mereka tidak beda dengan warga di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, pada umumnya yang bermata pencarian bertani, menjual kerajinan, membuka warung, dan menangkap ikan.

Berkat dorongan untuk meningkatkan taraf kehidupan keluarga, ketiganya tergerak menjadi pionir untuk membantu penduduk dengan cara menjadi agen bank di desa masing-masing.

Dengan menjadi agen, mereka tidak ubahnya kepanjangan tangan dari bank karena mampu memberikan layanan perbankan kepada masyarakat sebagaimana layaknya kantor bank pada umumnya.

"Saya prihatin kalau warga pergi ke bank harus menyeberang laut 4 jam. Akhirnya saya menjadi agen BRILink sejak 2017 untuk melayani warga transfer uang, setor, atau bayar tagihan," kata Ahmad Makadau di Labuan Bajo, NTT, Kamis (25/7).

"Awalnya warga tidak percaya kalau saya ini kepanjangan tangan BRI. Lambat laun tetangga mau menjadi nasabah. Nasabah saya sudah sekitar 2.000 dengan keuntungan Rp250 juta setahun," lanjut Makadau.

Apa yang dilakukan warga Pulau Komodo itu dengan laba besar yang tidak pernah diimpikan sebelumnya? "Saya membeli tanah dan kapal untuk membantu usaha keluarga."

Kisah Kornelius Dagut yang sudah empat tahun menjadi agen BRILink mirip Makadau. Hanya, Kornelius mencatatkan rekor sebagai agen dengan transaksi tertinggi di Labuan Bajo, yakni 30-40 transaksi per hari.

"Warga datang ke agen seadanya saja. Kalau ke bank harus rapi. Belum lagi pergi ke bank memakan waktu lama dan ongkos transpor juga mahal. Saya membantu warga yang sibuk mencari nafkah untuk transfer dan tarik uang tunai," ujar Kornelius.

Cerita Mulfiati pun kurang lebih sama dengan Makadau dan Kornelius. Ibu rumah tangga ini menyisihkan pendapatan suami dari hasil melaut dengan membuka warung kecil sembako di rumahnya, merangkap sebagai agen BRILink sejak 2016.

Ujung tombak

Dalam penilaian Dirut PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Suprajarto, Kornelius, Makadau, dan Mulfiati merupakan ujung tombak untuk meningkatkan inklusi maupun literasi keuangan penduduk di seluruh pelosok Nusantara.

"Kami berupaya meningkatkan jumlah dan kapasitas agen BRILink agar bisa juga menjadi referral dalam pembukaan rekening bahkan penyaluran kredit," kata Suprajarto.

Dia melanjutkan, kini di masyarakat masih terdapat dana jumbo sekitar Rp460 triliun yang tidak berada dalam sistem perbankan.

"Dengan memperluas kapasitas para agen diharapkan penetrasi perbankan akan meningkat," ujarnya.

Hingga akhir Juni 2019, BRI telah merekrut sekitar 400 ribu agen di seluruh Tanah Air dengan total transaksi di atas Rp300 triliun.

Direktur Jaringan dan Layanan BRI, Osbal Saragi Rumahorbo, menambahkan bahwa melalui ratusan ribu agen di desa maupun kota tersebut pihaknya akan terus mengedukasi masyarakat.

"Mereka memberikan literasi keuangan kepada masyarakat khususnya di pulau-pulau terpencil dan terluar. Peran mereka amat penting karena telah mendekatkan bank kepada masyarakat," tandas Osbal. (N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya