Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menengok Fasilitas Riset Rahasia Japfa

Aries Wijaksena
29/7/2019 19:10
Menengok Fasilitas Riset Rahasia Japfa
Head of Technology and Nutrition JAPFA Ferry Poernama saat memberikan pengarahan di kandang ayam ber-AC(MI/Aries)

PERTUMBUHAN manusia, terutama di Asia, yang meningkat pesat harus diimbangi dengan produksi pangan agar tidak ada orang yang kelaparan. Lahan yang semakin sempit merupakan sebuah kendala serius bagi produksi pangan.

Salah satu solusinya ialah riset yang dapat meningkatkan produksi pangan di lahan yang terbatas.

Kamis (25/7) lalu, Media Indonesia berkesempatan mengunjungi fasilitas riset pangan milik PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa) yang dinamai Japfa Poultry Research Farm (JPRF) di Jawa Timur.

Pusat penelitian ini memiliki dua fasilitas utama yakni Kandang Penelitian yang berlokasi di Mojokerto dan Fasilitas Penelitan Pakan (feed mills) yang berlokasi di Sidoarjo.

Fasilitas riset kandang di Mojokerto didirikan pada 2012 di atas lahan seluas 7 hektare. Di sana, memiliki tiga tipe kandang yang lazim digunakan oleh para peternak yakni Kandang Terbuka-Broiler (Open House Broiler), Kandang Tertutup (Close House), dan Pullet–Layer House Facility yang mampu menampung hingga 60 ribu ayam.

Fasilitas ini dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan dan kandungan gizi ayam broiler, tingkat stres ayam akan suhu panas, kesesuaian pakan dan serapan nutrisi, hingga efektivitas dan produktivitas pemeliharaan ayam di masing-masing tipe kandang.

"Di pusat penelitian ini, kami melakukan berbagai penelitian dasar dan terapan untuk memajukan industri peternakan unggas di tanah air. Melalui rangkaian penelitian yang dilakukan, kami ingin menghadirkan teknologi peternakan terkini untuk mendukung terwujudnya kemandirian pangan Indonesia," Head of Technology and Nutrition Japfa, Ferry Poernama.

Salah satu kandang penelitian untuk ayam petelur dilengkapi pendingin ruangan (AC).

"Penelitian kami, ayam yang kandangnya ber-AC ini produktivitasnya sangat tinggi. Kandang seperti ini yang nantinya akan digunakan di seluruh peternakan milik Japfa," kata Ferry yang sudah mendedikasikan 30 tahun hidupnya untuk meneliti unggas.

 

Baca juga: Dinilai Jadi Penyebab Kegaduhan Politik, Bupati HST Didemo


Adapun di fasilitas kedua yang khusus meneliti pakan, menurut Ferry,  ditujukan untuk melakukan rangkaian penelitian untuk menciptakan pakan yang sesuai dengan kebutuhan ayam, sehingga lebih banyak nutrisi yang diserap oleh ayam serta meminimalisir kotoran ayam (waste) agar menjadi lebih ramah lingkungan.

Ferry mengatakan, di dua lokasi penelitian ini, Japfa berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi dan peneliti-peneliti unggas dunia untuk terus berinovasi. Kolaborasi ini bersifat saling melengkapi untuk mengembangkan penelitian perunggasan, sehingga dapat menjembatani kesenjangan antara dunia akademis dan kebutuhan industri.

Hingga saat ini, Japfa telah berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Lampung, dan Universitas Syiah Kuala untuk memfasilitasi dunia pendidikan dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang ilmu dan teknologi seputar peternakan moderen.

"Mewujudkan kemandirian pangan tidak hanya menjadi tugas pemerintah semata, namun sudah seyogianya pihak swasta turut aktif terlibat. Kami berharap, dengan adanya berbagai kolaborasi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengembangkan ilmu di bidang peternakan yang akan memberikan dampak besar bagi industri peternakan di Indonesia, untuk menjamin pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat," pungkas Ferry.

Peneliti unggas asal Amerika Serikat, Bryan I Francher, yang ditemui di lokasi riset kandang, mengakui bahwa fasilitas milik Japfa ini termasuk yang terbaik di dunia.

"Tingkat keakuratannya sangat tinggi sehingga hasilnya bisa diterapkan di berbagai kondisi alam di dunia," ujarnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya