Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
UDARA di sebagian area di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Minggu (14/7) mulai tercemar asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berdasarkan pantauan di Pekanbaru, bau asap terasa menyelimuti udara, seperti di daerah Panam Kecamatan Tampan dan Kecamatan Senapelan.
Asap tipis yang diduga berasal dari kebakaran lahan gambut terlihat di udara di daerah perbatasan Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar.
"Di Panam berasap," kata seorang warga Kecamatan Tampan, Tanjung, 26, saat dikonfirmasi.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, citra setelit Terra Aqua pada Minggu (14/7) pagi, ada 38 titik panas (hotspot) yang jadi indikasi awal Karhutla.
Jumlah tersebut sedikit meningkat ketimbang pantauan sehari sebelumnya yang mencapai 35 titik pada Sabtu (13/7).
Baca juga: Kebakaran Lahan Kembali Terjadi Di Babel
Titik panas di Riau tersebar di 11 kabupaten dan kota. Antara lain di Kabupaten Siak ada sembilan titik, Pelalawan tujuh titik, Bengkalis enam titik, Rokan Hilir enam titik, Kampar tiga titik, Rokan Hulu dua titik, serta di Kota Pekanbaru, Kepulaua Meranti, Kuantan Singingi, Indragiri Hilir, dan Indragiri Hulu yang masing-masing terdeteksi ada satu titik panas.
Dari jumlah hotspot tersebut, BMKG menyatakan sebanyak 20 titik punya tingkat keakuratan (level confidence) di atas 70%. Lokasinya tersebar di Kabupaten Rokan Hilir ada empat titik, Siak enam titik, Pelalawan empat titik, Rokan Hulu dua titik, serta Bengkalis, Pekanbaru, Indragiri Hulu dan Kampar, masing-masing satu titik.
Salah satu lokasi Karhutla yang berada di perbatasan Pekanbaru dengan Kampar berada di Desa Parit Baru Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Kebakaran lahan gambut di daerah tersebut sudah mulai terjadi sejak Rabu (11/7).
Proses pemadaman kebakaran lahan gambut di daerah tersebut ditangani tim pemadam kebakaran Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, serta TNI dan Polri.
Jajaran Polda Riau juga sudah menangkap tersangka pelaku pembakaran lahan di lokasi tersebut.
Tersangka adalah seorang warga berinisial MH, 22, yang ditangkap tangan petugas karena diduga membakar lahan gambut ketika akan membuka kebun cabai di Desa Parit Baru, Kabupaten Kampar.
"Tersangka sengaja membuka lahan seluas dua hektare dengan cara dibakar menggunakan mancis (korek api). Rencananya, pelaku membuat kebun cabai," ujar Kepala Kepolisian Sektor Tambang Iptu Jurfredi.
Pelaku kini ditahan di Polsek Tambang, Kampar. Jurfredi mengatakan tersangka dijerat Pasal 108 UU 39 tahun 2014 tentang perlindungan hutan juntco Pasal 187 KUHP tentang larangan membakar hutan dan lahan. (Medcom/OL-2)
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah luas lahan yang terbakar dari 1 Januari hingga 3 Agustus 2024 seluas 384,85 hektare
Ada pun total kerugian akibat kebakaran di Kabupaten Kuningan mencapai Rp17 miliar
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Hingga Rabu sore, kobaran api masih dalam proses pemadaman oleh masyarakat dan pihak terkait.
Sebanyak 300 petugas gabungan dikerahkan untuk memadamkan kobaran api sejak Rabu (4/9) lalu
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved