Istri AKP Aditia Ingin Pindahkan Perawatan ke RS Singapura

Widjajadi
10/5/2019 21:15
Istri AKP Aditia Ingin Pindahkan Perawatan ke RS Singapura
Korban pengeroyokan.(Ilustrasi/MI)

KONDISI Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Aditia Mulya Ramdhani, yang masih koma di ruang perawatan ICU RS Dr OEN Solo Baru, Jawa Tengah, membuat sang istri sangat khawatir, hingga mempunyai keinginan memindahkan ke RS Singapura.

Aditia mengalami luka parah, terutama bagian kepala yang membuatnya mengalami gegar otak dan koma, akibat penganiayaan massa pesilat saat konvoi sepeda motor dan pengrusakan di Sidoharjo, Rabu (8/5) tengah malam menjelang Kamis (9/5) dini hari.

Dewi, istri dan keluarga besar AKP Aditia, merasa sangat khawatir dengan kondisi suaminya, sehingga berencana memindahkan ke RS di Singapura, untuk perawatan yang lebih baik lagi.

"Suami (Aditia) sejak Kamis kemarin sampai sekarang masih belum sadarkan diri di ruang ICU RS Dr Oen Solo Baru," tutur Dewi di rumah sakit, Jumat (10/5).

Keterangan yang dia peroleh menyebutkan, suaminya mengalami gegar otak akibat pukulan. Luka berat di bagian kepala itu membuatnya menjadi koma sampai sekarang.

Dia merasa sedih saat diberi tahu teman-temannya terkait insiden yang menimpa suaminya saat berusaha membubarkan konvoi perguruan silat di SPBU Sudimoro, Sidoharjo, yang berakibat menjadi korban pengeroyokan. Saat ini, sang suami sudah diberi tindakan medis berupa operasi untuk mengatasi pendarahan otak.


Baca juga: Pendapatan Mitra Go-Jek Lebihi Upah Minimum


"Saya mewakili keluarga tengah berencana untuk memindahkan Aditia ke rumah sakit di Singapura sebagai alternatif pengobatan," imbuh dia.

Namun, lanjut Dewi, sebelum dipindahkan ke RS Singapura, perlu dilakukan observasi tim medis. Dia minta dukungan doa untuk kesembuhan sang suami.

Terpisah, Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati, mengaku akan mengejar para pengeroyok anak buahnya meski sembunyi di kolong langit.

"Saya imbau segera menyerahkan diri, sebab sampai ke mana pun akan kami kejar," katanya.

Uri bersyukur bahwa kedua pimpinan perguruan silat sudah bersepakat damai setelah dimediasi Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel dan Pangdam Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi di Mapolresta Surakarta.

Karena itu, ketika para tetua sudah sepakat damai, sebaiknya para anggota yang mengeroyok juga cepat sadar dan menyerahkan diri. Sejumlah saksi telah diminta keterangan untuk memudahkan penangkapan. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya