Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, melakukan asesmen dan kaji cepat penanganan darurat di lokasi tanah longsor di Kampung Cimanggu RT 01/06, Desa Ciheulangtonggoh, Kecamatan Cibadak.
Diketahui, penyebab tanah longsor akibat tertutupnya saluran irigasi dekat pesawahan dan kolam penduduk akibat tertimbun material tanah longsor.
"Di lokasi juga ditemukan banyak lubang atau rembesan di atas kolam yang mengakibatkan terjadinya longsor," terang Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman, Senin (11/3).
Longsor di wilayah itu terjadi pada 26 Februari lalu. Bencana itu mengakibatkan 2 kolam ikan air tawar berikut gudang penyimpanan pakan milik warga setempat tertimbun material tanah. Longsor juga berdampak pada areal sawah milik warga lainnya yang rusak akibat tertimbun material tanah longsor.
"Dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa. Di sekitar tebing tidak ada tanaman yang dapat menahan struktur tanah," jelasnya.
Eka mengaku BPBD segera melakukan penanganan darurat. Upaya itu di antaranya dilakukan dengan membuka saluran air yang tertutup material longsoran dengan cara bantuan alkon (pompa air), membuat tanggul sementara dengan membuat tumpukan karung berisi tanah di sepanjang jalur rawan longsor.
"Kami juga bekerja sama dengan desa dan masyarakat untuk mengerjakan kegiatan berbagai penanganan darurat ini," tutur Eka.
Di atas lokasi mahkota titik longsor terdapat dua bangunan rumah yang terancam. Namun Eka memastikan kondisinya masih relatif aman.
"Terdapat juga kolam. Kami sarankan agar kolam tidak diairi lagi untuk mencegah terjadinya potensi longsor susulan," tegasnya.
Baca juga: Pencarian Korban Longsor di Manggarai NTT Dilakukan Secara Manual
Di tempat terpisah, rumah milik Endang, 44, di Kampung Cikiwul RT 24/07, Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, ludes terbakar, Senin (11/3) sekitar pukul 05.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Sebab, rumah dalam keadaan kosong.
Saat kejadian Endang sedang bekerja. Sementara istrinya, Ani, 39, dan Herli, 9, anaknya, sedang menginap di rumah anak pertama mereka.
"Rumahnya panggung. Kondisinya ludes. Penyebab kebakaran masih diselidiki pihak kepolisian," kata petugas Penanggulangan Bencana BPBD Kecamatan Jampangtengah, Dadi Supardi, Senin (11/3).
Api kali pertama berkobar pada bagian atas rumah. Material rumah kebanyakan terbuat dari bahan mudah terbakar, sehingga api menjalar ke seluruh bangunan.
"Kerugian ditaksir mencapai Rp100 juta. Keluarga korban sudah kami ungsikan ke rumah anaknya. Evakuasi penghuni rumah itu melibatkan Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan perangkat desa setempat," terang Dedi.
Saat ini orban membutuhkan pakaian layak pakai, material bahan bangunan, perlengkapan makan, tidur, mandi serta alat dapur. (OL-3)
BNPB mengatakan bahwa jumlah rumah rusak tercatat ratusan unit dengan skala kerusakan sedang hingga berat.
Dana tunggu hunian akan diberikan kepada warga terdampak bencana selama tiga bulan ke depan
Upaya penanganan pascabencana harus dilakukan secara kolaboratif. Terutama harus melibatkan berbagai perangkat daerah teknis.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mewaspadai bencana rawan titik longsor yang terjadi di setiap kecamatan.
Bangunan tembok penahan tebing (TPT) SDN Genteng di Kelurahan/Kecamatan Baros Kota Sukabumi, Jawa Barat, ambruk tergerus akibat tanah longsor, Jumat (16/6).
Nilai kerugian bencana selama Mei di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencapai sebesar Rp748 juta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved