Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KENAIKAN harga tiket penerbangan, biaya kargo, dan bagasi berbayar berimbas kepada multi sektor di industri pariwisata Riau.
Yang paling berdampak masyarakat menjadi tertahan melakukan perjalanan hingga bisnis UMKM oleh-oleh yang lesu sehingga terancam bangkrut.
Kamaruddin Ritonga, pengusaha oleh-oleh khas Riau mengeluhkan penjualan kaos dan makanan ringan mulai menurun. Bahkan produksi kaos oleh-oleh terpaksa berhenti lantaran tidak laku dibeli.
"Sejak tiket mahal dan diberlakukannya bagasi berbayar penjualan kaos hampir tidak ada yang beli. Biasanya pas awal tahun begini penjualan lancar," kata pengusaha yang akrab di sapa Udin kepada Media Indonesia di percetakan kaos Jalan Ahmad Dahlan Pekanbaru, Sabtu (2/2).
Kondisi serupa juga diutarakan pengusaha Muhibbah tour and travel Haji Ibnu Masoed. Menurutnya yang paling terdampak adalah masyarakat jadi tertahan untuk melakukan perjalanan. Terutama perjalanan wisata.
Baca juga : Bagasi Berbayar Bisa Sumbang Inflasi
"Semua agen perjalanan mulai mengeluhkan kondisi ini. Disisi lain jelas penjualan tiket menurun. Jadwal penerbangan banyak yang cancel atau dibatalkan. efek lainnya juga pedagang oleh-oleh yang tergabung dalam UMKM juga mengalami penurunan drastis untuk penjualan oleh oleh," tegas Ibnu yang juga Ketua Penasehat DPD Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies (Asita) Riau.
Dia menambahkan, akibat kondisi itu perputaran uang jelas melambat.
"Nanti akan berefek kepada mahalnya harga barang karena pengiriman lewat kargo udara juga naik biayanya," jelas Ibnu.
Para pelaku usaha wisata di Riau pada umumnya mengeluhkan masih mahalnya harga tiket pesawat. Akibatnya penjualan paket wisata jadi menurun.
Ketua DPD Asita Riau Dede Firmansyah juga mengeluhkan masih mahalnya harga tiket pesawat ini. Kondisi tersebut menurunkan daya kunjung wisatawan ke Bumi Lancang Kuning.
"Sejak mahalnya harga tiket pesawat, ini sangat berdampak pada usaha wisata di Riau," kata Dede kepada Media Indonesia.
Dede menjelaskan, kondisi harga tiket yang tinggi saat ini, dengan sendirinya akan berkurang minat paket wisata dalam negeri. Kunjungan wisatawan asing bisa jadi beralih ke Malaysia dan Singapura.
Dede menyebutkan, saat ini harga tiket pesawat dari Pekanbaru ke Jakarta rata-rata di atas Rp1 juta. Harga itu jauh lebih tinggi dari harga sebelumnya.
"Harga sebelumnya biasanya ditawarkan para agen mulai Rp700-an ribu. Sekarang harganya di atas Rp 1 jutaan itu belum bayar bagasi lagi," katanya.
Saat ini pihak Asita di Riau menawarkan paket wisata ke perusahaan dan komunitas dengan transportasi darat. Ini sebagai alternatif tawaran ke wisatawan sejak mahalnya harga tiket pesawat.
"Sekarang anggota kami menawarkan tiket wisata ke Sumatra Utara dan Sumatra Barat dari Riau dengan menggunakan bus. Begitu juga wisata domestik sekarang bearlih ke wisata negara tetangga," kata Dede.
Pihak Asita Riau meminta Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya untuk membantu mencarikan solusi akan mahalnya tiket tersebut. Sejauh ini Menpar belum memberikan pernyataan apapun terkait hal itu.
"Sejak harga tiket pesawat mahal, belum ada pernyataan dari Menpar Arief Yahya. Ini yang sangat kami sayangkan," kata Dede.
Padahal, sambungnya, pemerintah melalui Kemenpar mencanangkan terget kunjungan wisatawan nusantara hingga 250 juta di tahun 2019.
"Dengan kondisi harga tiket yang tinggi, tentu target itu tidak bisa tercapai," tukas Dede.(OL-8)
Fauzan juga menekankan peran strategis infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
PENGAMAT maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC) Marcellus Hakeng Jayawibawa menanggapi pengembangan ekonomi berbasis maritim di Riau.
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendapatkan laporan dari pihak pengelola Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim terkait kelahiran satwa langka hampir punah, orangutan.
Tol Lingkar Pekanbaru ini akan menghubungkan Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang dengan Tol Pekanbaru-Dumai.
Nantinya, setiap kabupaten dan kota di Riau akan menerima satu sapi kurban, termasuk satu untuk tingkat provinsi.
Apabila terbukti ada keterlibatan narapidana Riau dalam peredaran narkoba, sanksi yang akan diberikan antara lain pencabutan hak-hak bersyarat seperti Remisi dan Pembebasan Bersyarat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved